Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kerusuhan Kudeta Sudan, Demonstran yang Terluka Sembunyi di Bawah Kasur saat Dicari Militer

Terjadi bentrokan mematikan saat militer Sudan merebut kekuasaan dan membubarkan pemerintah.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Kerusuhan Kudeta Sudan, Demonstran yang Terluka Sembunyi di Bawah Kasur saat Dicari Militer
AFP
Pengunjuk rasa Sudan mengibarkan bendera nasional saat mereka berkumpul di 60th Street di ibu kota Khartoum, untuk mengecam penahanan oleh tentara anggota pemerintah, pada 25 Oktober 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Terjadi bentrokan mematikan saat militer Sudan merebut kekuasaan dan membubarkan pemerintah.

Puluhan orang mengalami luka-luka buntut protes anti-kudeta yang berujung kerusuhan pada Senin (25/10/2021).

Dilansir The Guardian, rumah sakit Royal Care di Khartoum, dekat markas militer di Ibu Kota Sudan dipenuhi pasien yang terluka karena aksi protes.

Ada beberapa orang yang cidera karena terkena tembakan peluru tajam hingga dipukuli.

Staf rumah sakit mengatakan, bahkan ada juga demonstran yang terluka parah hingga tidak bisa berjalan lagi.

Baca juga: Panglima Militer Sudan: Pemerintah Digulingkan untuk Cegah Perang Saudara

Baca juga: Aksi Protes Guncang Sudan Setelah Militer Rebut Kendali Lewat Kudeta

Sudan memprotes kudeta militer yang menggulingkan transisi ke pemerintahan sipil, pada 25 Oktober 2021 di distrik al-Shajara di Khartoum selatan.
Sudan memprotes kudeta militer yang menggulingkan transisi ke pemerintahan sipil, pada 25 Oktober 2021 di distrik al-Shajara di Khartoum selatan. (AFP)

Salman, seorang ahli bedah mengatakan, di tengah kekerasan dan banyaknya korban terluka, militer meminta staf rumah sakit untuk menyerahkan para pasien itu.

"Saya melakukan tiga operasi kemarin," katanya.

Berita Rekomendasi

"Saat saya bersiap-siap untuk pergi ke ruang operasi, ada tentara – begitu banyak tentara – dari tentara dan dari gerakan bersenjata Darfur yang menembak di sekitar rumah sakit."

"Mereka meminta kami untuk menyerahkan para pengunjuk rasa yang terluka. Tentu saja kami menolak," tambahnya.

"Mereka menggunakan senjata berat untuk meneror kami termasuk menggunakan Doshka (sebutan untuk senapan mesin DShK buatan Rusia)."

"Pasien harus bersembunyi di bawah tempat tidur dan kursi mereka. Beberapa peluru mencapai gerbang rumah sakit," cerita Salman.

Menurut laporan staf medis, dua dokter bernama Rayan Ali dan Mohamed Abdulhaleem turut menjadi korban tewas dalam bentrokan pada Senin lalu.

Dilaporkan pihak medis serta demonstran, militer serta gerombolan orang yang berpakaian preman memukuli warga yang berkumpul di jalan.

"Sebagian besar cedera dimaksudkan untuk mematikan. Mereka menembak orang atau memukuli kepala atau dada mereka," tambah dokter itu.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas