KTT ke-16 EAS, Jokowi Singgung Laut China Selatan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan upaya penanganan pandemi telah menunjukkan banyak kemajuan.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan upaya penanganan pandemi telah menunjukkan banyak kemajuan.
Sekitar 7 miliar dosis vaksin telah disuntikkan dan jumlah kasus baru di tingkat global juga terus menurun sejak bulan Agustus. Hal ini membuka jalan bagi pemulihan ekonomi global yang diyakini tumbuh 5,9 persen pada 2021.
Presiden mengatakan berbagai capaian tersebut masih rentan dan harus terus dipelihara bersama.
"Penanganan pandemi yang lebih efektif membutuhkan situasi yang kondusif yaitu stabilitas, keamanan dan perdamaian," ujar Presiden saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-16 East Asia Summit (EAS) secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, (27/10/ 2021).
Baca juga: 5 Dokumen Penting yang Dihasilkan pada KTT Ke-22 ASEAN-Korea Selatan
Menurut Presiden, selama pandemi justru terjadi trajektori negatif dalam dinamika geopolitik kawasan. Rivalitas antara kekuatan besar juga terus menjadi permasalahan terbesar sehingga menyulitkan untuk bersatu dan mengambil aksi bersama.
"Tidak ada yang diuntungkan dari berlanjutnya situasi ini dan kita harus segera mengakhirinya," ungkap Presiden.
Presiden mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada upaya konkret untuk mengakhiri permasalahan tersebut. Padahal 10 tahun lalu, lanjut Presiden, telah disepakati Bali Principles sebagai _rules of the game_ untuk mewujudkan hubungan antar negara yang bersahabat dan saling menguntungkan.
Baca juga: Strategi Kepala BNPB Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Jelang KTT G20 di Bali
Selain itu, rambu-rambu ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) juga telah didesain untuk menjawab tantangan tersebut.
"Saya yakin semua Pemimpin EAS percaya kerja sama nyata akan membangun rasa saling percaya dan memperkuat saling ketergantungan diantara kita," ujar Presiden.
Kepala Negara pun menegaskan pentingnya komitmen penghormatan terhadap hukum internasional untuk menjadikan kawasan dan dunia stabil serta sejahtera. Salah satunya, penghormatan terhadap UNCLOS 1982 yang sangat diperlukan untuk melihat Laut China Selatan sebagai Laut yang damai dan stabil.
"Mari kita perkuat kerja sama, melakukan langkah nyata. Mari kita ubah _trust deficit_ menjadi _strategic trust_. Mari kita wujudkan kawasan yang lebih aman, yang lebih stabil, dan sejahtera," pungkasnya.