Kyota Hattori si Joker Jepang Persiapkan Baju Khusus Seharga Rp 25 Jutaan Sebelum Melakukan Aksinya
Kyota Hattori berhenti bekerja karena bermasalah dengan pelanggan dan kemudian memutuskan untuk melakukan kejahatan.
Editor: Dewi Agustina

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kyota Hattori (24) ternyata telah menyiapkan baju khusus layaknya Joker senilai 200.000 yen sebelum melakukan aksinya menyerang para penumpang kereta api di dekat stasiun Kokuryo Jalur Keio di Tokyo.
Joker Jepang, pria yang ditangkap karena luka menusuk beberapa orang di kereta di dekat stasiun Kokuryo Jalur Keio di Tokyo ternyata telah menyiapkan baju khususnya tersebut senilai 200.000 yen sebelum melakukan aksinya.
"Saya pikir saya adalah karisma jahat ketika melihat film "The Joker" dan memikirkan perilakunya sebelum kejahatan," demikian pengakuan Kyota Hattori (24), yang bekerja untuk sebuah perusahaan di Kota Fukuoka.
Kyota Hattori pensiun pada bulan Juni 2021 lalu.
Baca juga: Pejabat Pemerintahan Jepang Tanggapi Serangan Pria Berkostum Joker di Dalam Kereta: Kejam dan Brutal
Dia berhenti bekerja karena bermasalah dengan pelanggan dan kemudian memutuskan untuk melakukan kejahatan.
"Saya ingin membunuh banyak orang dan dijatuhi hukuman mati," kata Kyota Hattori.
Setelah itu tersangka Hattori mengakui akan berpindah-pindah.
"Ketika saya menginap di sebuah hotel di Kobe, saya memikirkan tentang perilaku saya sekitar bulan Agustus, "Saya melihat film "The Joker" muncul lagi di smartphone saya dan berpikir itu adalah karisma jahat. Saya merindukan "The Joker"," paparnya.
"The Joker" adalah karakter jahat dalam film Amerika yang membunuh korbannya satu demi satu, dan Hattori membeli pakaian yang mirip dengan "The Joker" seharga sekitar 200.000 yen dan melakukan kejahatan itu.
Hattori diyakini telah mengintensifkan niat membunuhnya dengan menonton film "Joker", dan Departemen Kepolisian Metropolitan sedang menyelidiki detailnya lebih lanjut.
Sebelum rencana pembunuhan dilakukannya, barang-barang miliknya seperti pisau dan cairan pembakar disimpan di loker di Shibuya dan dia sempat jalan-jalan melihat situasi kondisi di Shibuya yang ramai dan sempat terlintas akan melakukannya di sana.
Tetapi kemudian dipindahkan lokasi ke dalam kereta api.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.