Rusia Akui Hancurkan Satelit dengan Rudal Luar Angkasa
Rusia akui telah menghancurkan salah satu satelitnya dalam uji coba rudal luar angkasa yang menyebabkan puing-puing berterbangan.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Daryono
Dikutip dari CNA, Senjata anti-satelit (ASAT) adalah rudal berteknologi tinggi yang dimiliki oleh beberapa negara.
India adalah negara terakhir yang melakukan uji coba pada 2019, menciptakan ratusan keping sampah luar angkasa yang dikritik keras oleh negera lain, termasuk Amerika Serikat.
Amerika Serikat menembak jatuh sebuah satelit pada tahun 2008 sebagai tanggapan terhadap China yang mendemonstrasikan KO serupa pada tahun 2007.
Jonathan McDowell, seorang astrofisikawan Harvard, mengatakan bahwa uji coba semacam itu sama dengan "gemerisik pedang".
Dia menambahkan, sudah terlalu banyak puing yang berada di luar angkasa.
Baca juga: Jalanan Bunga Sakura di Fukushima Jepang Apakah Terdampak Ledakan Pembangkit Nuklir?
Baca juga: 131 Orang Tewas dalam Ledakan Tanker Bahan Bakar di Sierra Leone
"Kekhawatiran di antara orang-orang di industri luar angkasa adalah bahwa kita sudah memiliki terlalu banyak puing di sana (luar angkasa)," katanya.
Objek pertama dari puing-puing awan akan mulai memasuki atmosfer dalam beberapa bulan, tetapi bisa sampai 10 tahun sebelum benar-benar hilang.
Itu bisa membahayakan wilayah ruang angkasa yang semakin padat yang dikenal sebagai "orbit Bumi rendah."
Saat ini ada lebih dari 4.500 satelit yang mendesing di planet ini, menurut Union of Concerned Scientists, dengan perusahaan seperti SpaceX berencana untuk meluncurkan hingga puluhan ribu lebih, karena industri ruang angkasa swasta mengalami pertumbuhan yang cepat.
(Tribunnews.com/Yurika)