Moskow: Pesawat Pengebom Bersenjata Nuklir AS Berlatih Menghadapi Rusia,
Moskow mengatakan pesawat pengebom bersenjata nuklir AS berlatih dekat perbatasan Rusia untuk menghadapi negara itu
Editor: hasanah samhudi
Akhir pekan lalu, Kepala Badan Intelijen Pertahanan Ukraina, Brigjen Kyrylo Budanov, mengatakan Rusia bersiap untuk menyerang Ukraina pada awal tahun depan karena Moskow telah mengumpulkan lebih dari 92.000 tentara di perbatasan.
Baca juga: Menlu AS dan Prancis Bahas soal Aktivitas Militer Rusia di Perbatasan Ukraina
Baca juga: Jerman, Prancis, dan Rusia Akan Gelar Pertemuan Puncak Bahas Konflik Ukraina
“Serangan seperti itu kemungkinan akan melibatkan serangan udara, artileri dan serangan lapis baja diikuti oleh serangan udara di timur, serangan amfibi di Odessa dan Mariupul dan serangan yang lebih kecil melalui negara tetangga Belarusia,” kata Budanov.
Budanov memperkirakan Rusia sedang mempersiapkan serangan pada akhir Januari atau awal Februari.
“Serangan yang sedang dipersiapkan Rusia akan jauh lebih menghancurkan daripada apa pun yang pernah terlihat dalam konflik yang dimulai pada tahun 2014 yang telah menewaskan sekitar 14.000 warga Ukraina,” ujar Budanov.
Hubungan Ukraina-Rusia memburuk selama bertahun-tahun sejak aneksasi Rusia atas Krimea dari Ukraina pada Maret 2014.
AS, NATO, dan Kiev telah menyatakan keprihatinan mereka atas pergerakan terbaru Rusia di dekat perbatasannya dengan Ukraina selama dua minggu terakhir.
Baca juga: Tentara Wanita akan Baris Pakai High Heels, Kementerian Pertahanan Ukraina Dikecam
Baca juga: Jet Tempur Taktis J20 Jadikan Cina Raja Udara Ketiga Setelah AS dan Rusia
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan: “Upaya untuk menyelesaikan krisis Ukraina dengan kekerasan akan memicu konsekuensi serius… Ukraina kemungkinan besar mencari upaya lain untuk mulai menyelesaikan masalahnya sendiri dengan kekerasan, menciptakan bencana lain untuk dirinya sendiri dan semua orang di Eropa.”
Peskov mengatakan bahwa histeria Barat atas kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina meningkat secara artifisial.
“Mereka yang membawa militernya ke luar negeri menuduh kami melakukan aktivitas militer yang tidak biasa di wilayah kami. Artinya, AS. Nah, ini tidak sepenuhnya logis dan tidak sepenuhnya layak,” ujar Peskov. (Tribunnews.com/Alarabiya/Hasanah Samhudi)