Suami Kanselir Jerman Sebut Pemalas Terhadap Warga yang Tidak Divaksin Covid-19
Suami Kanselir Jerman Angela Merkel, Joachim Sauer, menyebut warga yang tidak divaksin Covid-19 itu pemalas
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, FRANKFURT - Suami Kanselir Jerman Angela Merkel pada Selasa (23/11/2021) menuduh orang Jerman yang tidak divaksinasi itu malas.
Ia mengungkapkan hal itu pada saat Jerman semakin keras dan mempertimbangkan vaksin Covid-19 sebagai sebuah keharusan untuk memerangi peningkatan infeksi Covid-19.
Dilansir dari Channel News Asia, sejumlah pihak menyalahkan lonjakan Covid-19 Jerman pada tingkat vaksinasi yang relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara Eropa Barat seperti Prancis, Italia atau Spanyol.
Sejauh ini, hanya 68 persen dari populasi yang sudah divaksin penuh.
"Sungguh mengherankan bahwa sepertiga dari populasi tidak mengikuti hasil temuan ilmiah," kata suami Merkel, Joachim Sauer.
Baca juga: Lawan Lonjakan Covid-19, Menkes Jerman Peringatkan Warga: Divaksin, Dirawat atau Mati
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, AS Larang Warganya Bepergian ke Jerman dan Denmark
Ia berbicara dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia La Repubblica dan dikutip oleh harian Jerman Die Welt.
"Sebagian, ini karena kemalasan dan kepuasan tertentu orang Jerman," kata Sauer, yang jarang berbicara di depan umum.
"Kelompok lain adalah orang-orang yang mengikuti keyakinan pribadi, semacam reaksi ideologis terhadap apa yang mereka anggap sebagai kediktatoran vaksinasi," kata Sauer.
Menurutnya, di antara kelompok ini adalah kalangan dokter dan ilmuwan.
Komentar Sauer muncul sehari setelah Merkel memperingatkan bahwa Jerman tidak berbuat cukup untuk menahan gelombang keempat pandemi yang "sangat dramatis".
Baca juga: Menteri Kesehatan: Jerman Hadapi Darurat Nasional Wabah Corona
Baca juga: Pernah Jadi Contoh Penanganan Covid-19 yang Baik, Jerman Kini Catat 50.000 Kasus Baru per Hari
Angela Merkel berulangkali mendesak warga Jerman agar bersedia divaksin.
Saat ini muncul pertanyaan, apakah Jerman akan mengikuti langkah Austria yang mewajibkan warganya untuk divaksin.
Apalagi saat ini, Jerman menghadapi tingkat vaksinasi masih lamban dan rawat inap cukup tinggi.
Meski pemerintahan Merkel belum memberlakukan kewajiban itu, namun situasi di Jerman sudah berubah beberapa hari terakhir. Ini terutama di daerah yang paling parah di Jerman.
Jerman pekan lalu mengumumkan pembatasan Covid-19 yang lebih ketat.
Baca juga: Jerman Hanya Rekomendasikan BioNTech-Pfizer untuk Kaum Muda
Baca juga: Infeksi COVID-19 di Jerman Sentuh Rekor Harian Tertinggi
Ini termasuk mengharuskan orang untuk membuktikan bahwa mereka divaksinasi, sudah sembuh atau baru-baru ini dites negatif Covid-19 sebelum mereka dapat bepergian dengan transportasi umum atau pergi ke tempat kerja.
Beberapa dari 16 negara bagian Jerman telah melangkah lebih jauh, membatalkan acara besar seperti pasar Natal dan melarang mereka yang tidak divaksinasi dari bar, pusat kebugaran, dan fasilitas rekreasi.
Robert Koch Institute menyebutkan, tingkat kasus baru Covid-19 mingguan mencapai 399,8 infeksi per 100.000 orang pada hari Selasa (23/11/2021), tertinggi sepanjang masa. (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)