Emirates Peringatkan Omicron Dapat Sebabkan Trauma pada Bisnis Industri Penerbangan
Presiden maskapai Emirates Tim Clark, pada Selasa (30/11/2021) mengatakan kemunculan Omicron dapat menyebabkan trauma signifikan bisnis penerbangan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Puncak perjalanan musim liburan Natal 2021 menghadapi pukulan besar karena temuan varian Omicron.
Presiden maskapai Emirates Tim Clark, pada Selasa (30/11/2021) mengatakan kemunculan Omicron dapat menyebabkan trauma signifikan dalam bisnis penerbangan global.
Melansir Reuters, Clark menuturkan Emirates tengah menyesuaikan diri dengan varian baru, yang kemungkinan dapat ditangani secara efektif oleh vaksin.
"Saya akan mengatakan mungkin pada akhir Desember, kami akan melihat posisi yang lebih jelas," kata Clark dalam wawancara untuk Reuters Next.
Baca juga: Ketahui Gejala Omicron, Berikut Daftar Negara yang Terdeteksi Varian B.1.1.529
Baca juga: Dua Orang yang Baru Tiba di Singapura dari Afrika Selatan Positif Covid-19 Varian Omicron
"Namun pada saat itu, Desember merupakan bulan yang sangat penting bagi bisnis perjalanan udara," tambahnya.
"Jika itu hilang, atau musim dingin hilang, bagi banyak operator akan ada trauma signifikan dalam bisnis penerbangan," katanya.
Sebelumnya, pada Senin (29/11/2021) WHO memperingatkan Omicron memiliki mutasi yang dapat menimbulkan risiko lonjakan infeksi di beberapa tempat.
Omicron pertama kali dilaporkan pada 24 November di Afrika selatan, sejak itu infeksi dengan cepat berlipat ganda.
Varian Omicron kini telah menyebar ke lebih dari selusin negara, banyak di antaranya telah memberlakukan pembatasan perjalanan untuk mencoba menutup diri.
Baca juga: Perkuat Rute Domestik, Langkah Erick Thohir Bangun Kerjasama Garuda - Emirates Dinilai Tepat
Baca juga: Nusron Wahid Apresiasi Menteri Erick Gandeng Emirates untuk Selamatkan Garuda
"Kemungkinan untuk menahan, menghambat, tetapi tidak menghentikan kenaikan permintaan yang telah kita semua manfaatkan dalam satu atau dua bulan terakhir," kata Clark.
Clark mengatakan maskapai sulit untuk memutuskan menutup penerbangan dari Afrika Selatan dan beberapa negara sekitarnya, mengingat permintaan yang tinggi untuk periode Desember.
Namun, ia mengatakan pemesanan secara umum tetap tinggi meskipun langkah-langkah di beberapa pasar Eropa semakin ketat.
"Orang-orang belum membuat keputusan untuk membatalkan atau mundur, jadi kami berharap itu tidak memburuk, prosedur perbatasan untuk masuk kembali tidak begitu kejam sehingga mencegah mereka bepergian sama sekali," katanya. .
"Kami terus bergerak seolah-olah varian ini akan ditangani," katanya.
"Jika tidak... kami akan menunda rencana kami."
Berita lain terkait dengan Omicron
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)