Pamit Tugas Sebagai Dubes Selandia Baru, Tantowi Yahya Sampaikan Pesan Seni Berdiplomasi
Tantowi sedikit berbagi tentang sekelumit tugas duta besar yang selama ini dia jalani. Dia menyiratkan, diplomasi bak sebuah seni
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Dennis Destryawan/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya akan mengakhiri tugasnya akhir Desember ini.
Sesuai kelaziman,Tantowi melakukan kunjungan ke beberapa pejabat pemerintah dan anggota parlemen untuk berpamitan.
Kesempatan ini, digunakan Tantowi Yahya untuk mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerjasama yang telah terbina selama ini.
Dia berharap, dukungan yang sama agar dapat diberikan kepada penggantinya.
Tantowi Yahya juga sedikit berbagi tentang sekelumit tugas duta besar yang selama ini dia jalani.
Diketahui, di samping pandai bermusik, Tantowi juga mahir melukis. Kedua kemampuan ini banyak membantunya dalam berdiplomasi.
Baca juga: Dubes Tantowi Yakin Kawasan Pasifik Jadi Awal Pemulihan Ekonomi Global
Dia menyiratkan, diplomasi bak sebuah seni. Butuh kelenturan agar tercapai persepsi yang sama.
"Diplomasi itu urusan menyamakan frekuensi, bukan hanya adu debat dan ngotot-ngototan," ujar Tantowi Yahya dalam keterangannya, Rabu (8/12/2021).
Sebagai ungkapan terima kasih Tantowi menghadiahkan tanda mata yang tidak biasa, karya lukisannya yang banyak mengambil keindahan alam dan budaya Indonesia dan Selandia Baru sebagai objek.
Lukisan Gedung Parlemen Selandia Baru diberikan Tantowi kepada Ketua Parlemen, Trevor Mallard.
Baca juga: Dubes Tantowi Harap Pacific Exposition 2021 Majukan Perekonomian Masyarakat Kawasan Pasifik
Lukisan berupa mosaik motif Batik Indonesia dan Maori diberikan kepada Gubernur Jenderal Dame Patsy Reddy.
Lukisan berupa mosaik ikon Wellington dihadiahkan kepada Walikota Wellington Andy Foster.
Kemarin, (Selasa 7/12) lukisan kebaya Batik dihadiahkan kepada Marja Lubeck, anggota parlemen berdarah Indonesia-Belanda dari Partai Buruh.