PM Finlandia Clubbing Usai Kontak dengan Pasien Covid-19, Banjir Kecaman Publik
Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin mendapat kecaman lantaran clubbing di sebuah klub malam setelah dirinya melakukan kontak dengan pasien Covid-19
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin mendapat kecaman lantaran clubbing di sebuah klub malam setelah dirinya melakukan kontak dengan pasien Covid-19.
Dilansir The Guardian, Marin ketahuan 'menari' sampai dini hari di akhir pekan lalu saat dia harusnya menghindari kontak sosial.
Menanggapi hal ini, Marin meminta maaf kepada publik pada Senin lalu.
Diketahui aksi clubbing wanita berusia 36 tahun ini terungkap setelah majalah gosip menerbitkan fotonya berada di klub malam Helsinki pada Sabtu.
Baca juga: Melihat Survei Antibodi Covid-19 Masyarakat New Delhi yang Mencapai 97 Persen
Baca juga: Lawan Covid-19, Finlandia Jadi Negara Pertama UE yang Vaksinasi Hewan Ternak Berbulu
Menurut laporan, Perdana Menteri Marin berada di sana sampai hampir pukul empat pagi.
Padahal beberapa jam sebelumnya, Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto yang merupakan kontak dekatnya, dinyatakan positif virus corona.
"Suami saya dan saya keluar untuk makan, berbelanja di kota, bertemu teman dan juga menghabiskan waktu (menikmati) malam dan kehidupan malam," tulis pemimpin Sosial Demokrat itu di Facebook.
Marin mengaku diberitahu seorang pejabat bahwa aturan Covid-19 tidak mewajibkannya untuk melakukan isolasi mandiri karena sudah dua kali vaksin, meskipun melakukan kontak dengan pasien.
"Saya seharusnya menggunakan penilaian yang lebih baik dan memeriksa ulang panduan yang diberikan kepada saya."
"Saya sangat menyesal karena tidak mengerti bahwa saya perlu melakukan itu," tulis Marin.
Jajak pendapat di sebuah stasiun TV Finlandia menyatakan, dua pertiga responden menilai tindakan Perdana Menteri adalah kesalahan serius.
Aksi Marin juga banjir kritikan dari partai oposisi.
Mereka menilai, Marin melanggar pedoman resmi Covid-19 dan mengabaikan peringatan untuk isolasi mandiri yang dikirimkan via pesan teks.
BBC melaporkan, PM Marin mengaku pesan teks yang menyuruhnya untuk karantina mandiri dikirim ke ponsel kantor.
Namun ponsel itu ia tinggalkan di rumah.
Menteri Keuangan Annika Saarikko, mitra dalam koalisi pemerintah berkuasa, tidak melontarkan komentar terkait tindakan PM.
Namun dia mengatakan kepada surat kabar Helsingin Sanomat bahwa dia senang harus tinggal di rumah ketika menerima pesan teks untuk melakukan isolasi.
Di bawah pedoman Covid-19 Finlandia, siapa pun yang sudah dua kali divaksinasi tidak perlu karantina jika melakukan kontak dengan kasus positif.
Tetapi pedoman itu menyarankan untuk secara sukarela menghindari kontak sosial jika sedang menunggu hasil tes Covid-19.
Finlandia termasuk negara Eropa dengan kasus Covid-19 yang cukup rendah.
Negara ini mencatat lebih dari 196.000 kasus corona dan 1.384 kematian dengan populasi 5,5 juta orang.
Baca juga: CEO: Dosis Booster Vaksin Pfizer Meningkatkan Perlindungan Terhadap Covid-19 Varian Omicron
Baca juga: Total 400 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Telah Tiba di Indonesia
Namun kasus infeksi saat ini mencapai rekor tertinggi, dengan 308 kasus baru per 100.000 orang dalam dua minggu terakhir.
Finlandia juga telah mengonfirmasi delapan kasus varian Omicron baru.
Marin menjadi perdana menteri termuda di dunia ketika dia terpilih untuk memimpin koalisi kiri-tengah dengan empat partai lain pada 2019.
Dia sebelumnya sempat menuai kritik saat berfoto memamerkan produk fashion di sebuah pesta di kediaman resminya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)