Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kamboja Deteksi Kasus Pertama Varian Omicron, Menginfeksi Seorang Ibu Hamil

Omicron pertama Kamboja terdeteksi pada seorang ibu hamil yang melakukan perjalanan dari Afrika Barat.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Kamboja Deteksi Kasus Pertama Varian Omicron, Menginfeksi Seorang Ibu Hamil
Justin TALLIS / AFP
Gambar ilustrasi yang diambil di London pada 2 Desember 2021 menunjukkan empat jarum suntik dan layar bertuliskan 'Omicron' - Omicron pertama Kamboja terdeteksi pada seorang wanita yang melakukan perjalanan dari Afrika Barat. 

Varian Omicron pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada bulan November, dan negara tersebut telah mengalami lonjakan infeksi.

Presiden Cyril Ramaphosa bahkan dinyatakan positif Covid-19.

Ramaphosa mengalami gejala ringan dan saat ini sedang diisolasi.

Sejumlah negara telah mulai melakukan larangan perjalanan dari Afrika Selatan dan tetangganya.

Tetapi langkah itu tidak menghentikan penyebaran virus ke seluruh dunia.

Dalam konferensi pers pada hari Selasa, Dr Tedros mengulangi kekhawatiran tentang ketidakadilan vaksin.

Beberapa negara mempercepat peluncuran suntikan booster sebagai tanggapan terhadap Omicron.

BERITA REKOMENDASI

Studi terbaru tentang vaksin Pfizer/BioNTech menunjukkan, vaksin itu menghasilkan antibodi penetralisir yang jauh lebih sedikit terhadap Omicron dibandingkan varian awal.

Tetapi kekurangan itu dapat dibalikkan dengan tusukan ketiga atau booster.

Dr Tedros mengatakan, booster dapat memainkan peran penting dalam mengatasi penyebaran Covid-19, tetapi itu adalah "masalah prioritas".

Baca juga: WHO: Varian Omicron Menyebar pada Tingkat yang Tak Pernah Terjadi Sebelumnya

Baca juga: Omicron Kembali Berulah, Bursa Saham Esok Diprediksi Bakalan Kembali Terperosok

"Urutan itu penting. Pemberian booster kepada kelompok yang berisiko rendah terhadap penyakit parah atau kematian hanya membahayakan nyawa mereka yang berisiko tinggi yang masih menunggu dosis utama mereka karena keterbatasan pasokan," katanya.

Pasokan untuk program berbagi vaksin global Covax telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.


Tetapi para pejabat kesehatan dunia khawatir akan terulangnya kekurangan puluhan juta dosis yang terjadi pada pertengahan tahun ini, sebagian karena India menangguhkan ekspor selama lonjakan kasus di sana.

Di negara-negara miskin, beberapa orang yang rentan bahkan belum menerima dosis satupun.

(Tribunnews.com/Yurika/Tiara Shelavie)

Artikel terkait lainnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas