Sekitar 100 Orang Dikhawatirkan Masih Tertimbun Tanah Longsor Tambang Giok Myanmar
Satu orang tewas dan sekitar 100 orang lainnya dikhawatirkan masih tertimbun tanah longsor di tambang giok di Myanmar
Editor: hasanah samhudi
![Sekitar 100 Orang Dikhawatirkan Masih Tertimbun Tanah Longsor Tambang Giok Myanmar](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tambang-giok.jpg)
TRIBUNNEWS.COM – Sekitar 100 orang hilang dan satu orang dipastikan tewas dalam musibah tanah longsor di sebuah tambang batu giok di Myanmar utara, Rabu (22/12/2021).
"Sekitar 70-100 orang hilang dalam tanah longsor yang terjadi sekitar pukul 04.00 waktu setempat di tambang Hpakant di negara bagian Kachin,” kata anggota tim penyelamat Ko Ny.
"Kami telah mengirim 25 orang yang terluka ke rumah sakit sementara kami menemukan satu orang tewas,” ujarnya, seperti dilansir dari Channel News Asia.
Sekitar 200 penyelamat berpacu dengan waktu untuk mencari mayat dan kemungkinan korban yang selamat.
Tim mengatakan, beberapa petugas penyelamat menggunakan perahu untuk mencari orang mati di danau terdekat.
Baca juga: 113 Tewas Terkena Longsoran Pertambangan Batu Giok di Myanmar, Korban Didominasi Pemulung
Baca juga: Kebakaran di Tambang Batubara Rusia, Puluhan Penambang dan Penyelamat Mati Lemas
"Pihak berwenang tiba di lokasi sekitar pukul tujuh pagi dan sedang melakukan pencarian," kata Dashi Naw Lawn, seorang pejabat di kelompok masyarakat sipil Yayasan Pengembangan Jaringan Kachin melalui telepon.
Dilansir dari Al Jazeera, sebuah foto yang diposting di media sosial oleh seorang jurnalis lokal yang mengatakan dia berada di tempat kejadian menunjukkan puluhan orang berdiri di tepi danau, dengan beberapa meluncurkan perahu ke air.
Outlet lokal Kachin News Group mengatakan 20 penambang tewas dalam tanah longsor.
Dinas pemadam kebakaran Myanmar mengatakan personelnya dari Hpakant dan kota terdekat Lone Khin terlibat dalam upaya penyelamatan tetapi tidak memberikan jumlah korban tewas atau hilang.
Tanah longsor yang mematikan dan kecelakaan lainnya sering terjadi di tambang Hpakant, yang menjadi jantung perdagangan batu giok Myanmar di negara bagian Kachin utara.
Baca juga: Helikopter Militer Myanmar Serang Milisi, Ditemukan Tujuh Mayat Warga Sipil Termasuk Dua Anak-anak
Baca juga: Berita Foto : Myanmar Memanas, Ratusan Warga Myanmar Melarikan Diri ke Thailand
Tambang ini menjadi magnet bagi para pekerja miskin dari seluruh Myanmar untuk mencari permata yang sebagian besar untuk diekspor ke China.
Tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19 telah menarik lebih banyak migran ke tambang batu giok bahkan ketika konflik berkobar sejak militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta pada Februari.
Pemerintah terguling Myanmar pimpinan Aung San Suu Kyi telah berjanji untuk membersihkan industri ketika mengambil alih kekuasaan pada tahun 2016.
Tapi hingga kini, kata para aktivis, tidak banyak perubahan yang terjadi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.