Warganya Rusuh, Presiden Kazakhstan Klaim Mayoritas Tatanan Konstitusi telah Pulih
Presiden mengatakan teroris yang memicu kerusuhan dalam aksi protes kenaikan harga bahan bakar itu diketahui menggunakan senjata
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ALMATY - Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev akan menyampaikan pidatonya di televisi nasional negara itu pada Jumat waktu setempat setelah mengklaim bahwa 'sebagian besar' tatanan konstitusional telah dipulihkan.
"Operasi kontraterorisme telah dimulai, pasukan keamanan bekerja keras, tatanan konstitusional sebagian besar telah dipulihkan di semua wilayah negara, pemerintah daerah telah mengendalikan situasi," kata Layanan Pers Kepresidenan Kazakhstan dalam sebuah pernyataan.
Ia juga menyampaikan, para teroris yang memicu kerusuhan dalam aksi protes kenaikan harga bahan bakar itu diketahui menggunakan senjata dan menimbulkan kerusakan pada properti masyarakat.
Operasi kontrateroris pun dianggap diperlukan, termasuk tindakan pemusnahan secara total terhadap orang-orang bersenjata itu.
Baca juga: Kerusuhan di Kazakhstan: Presiden Perintahkan Pasukan Keamanan untuk Menembak Tanpa Peringatan
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (7/1/2022), suara tembakan kembali terdengar pada Jumat dini hari di Almaty, kota metropolitan terbesar di Kazakhstan.
Barikade pun telah dibongkar dan tidak ada polisi atau pengunjuk rasa yang terlihat berada di jalan-jalan.
Sementara itu, sebuah kendaraan lapis baja serta para prajurit berada di Republic Square.
Terlihat pula tubuh seorang laki-laki yang belum diidentifikasi tengah tergeletak di alun-alun, ia diduga merupakan seorang pengunjuk rasa.
Terkait aksi protes berujung kerusuhan ini, Bandara Almaty pun akan ditutup hingga Jumat sore waktu setempat.
Pada Kamis kemarin, suara tembakan dan ledakan keras dilaporkan terjadi di pusat kota Almaty.
Surat kabar Vlast menyampaikan bahwa saksi mata melaporkan tembakan sesekali terdengar di beberapa distrik kota.
Ledakan keras dan tembakan itu terdengar pada sekitar salah satu jalan tertua di Almaty.
Sementara itu, di Aktau, kerusuhan juga berlanjut menyusul laporan sebelumnya yang menyatakan bahwa para demonstran mulai membongkar tenda dan bersiap meninggalkan alun-alun setelah 4 hari melakukan aksi unjuk rasa damai.
Perlu diketahui, aksi protes massal di Kazakhstan ini dimulai pada hari-hari awal 2022.
Penduduk Zhanaozen dan Aktau menentang kenaikan dua kali lipat harga bahan bakar gas cair.
Kemudian protes pun menyebar ke kota lainnya yang akhirnya menimbulkan bentrokan dengan polisi, serta memicu aksi penjarahan dan vandalisme.
Lebih dari 3.000 orang telah ditahan di terkait dengan aksi ini, 26 perusuh bersenjata tewas dan 18 terluka dalam aksi bentrokan dengan pasukan keamanan.
Presiden Tokayev bahkan mengumumkan keadaan darurat hingga 19 Januari mendatang dan mengundang pasukan penjaga perdamaian CSTO untuk membantu mengendalikan situasi di negara yang dipimpinnya itu.