Demonstran Protes Presiden Prancis Macron yang Sebut Ingin 'Hancurkan' Orang yang Tidak Divaksin
Ratusan ribu orang berkumpul di Paris untuk memprotes Presiden Emmanuel Macron yang mengatakan ingin 'menghancurkan' orang yang tidak divaksinasi.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Ratusan ribu orang di Prancis berukumpul untuk menentang kebijakan pemerintah yang mereka sebut akan membatasi hak-hak orang yang tidak divaksinasi Covid-19.
Di Ibu Kota Prancis, Paris, pengunjuk rasa menerjang dingin dan hujan pada hari Sabtu, membawa plakat bertuliskan "Truth", "Freedom" and "No to vaccine pass".
Beberapa di antara pengunjuk rasa juga memprotes ucapan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang telah menyebabkan kegemparan minggu lalu.
Macron telah mengatakan dia ingin 'menghancurkan' orang-orang yang tidak divaksinasi dengan membuat hidup mereka begitu rumit sehingga mereka akhirnya mau divaksin.
Para pengunjuk rasa membalas ucapan Macron dengan meneriakkan "Kami akan membunuhmu".
Baca juga: Sekolah di Prancis Kewalahan Tangani Covid-19 dan Lakukan Tracing pada Siswanya
Baca juga: Zinedine Zidane Akan Segera Menjadi Pelatih PSG Paling Lambat Juni, Kata Jurnalis Prancis Terkemuka
Dikutip dari Aljazeera, protes tersebut terjadi ketika Prancis mencatat lebih dari 300.000 infeksi Covid-19 dalam satu hari pada hari Jumat.
Majelis rendah negara itu pada hari Kamis menyetujui undang-undang pemerintah yang akan mengharuskan individu untuk menunjukkan surat keterangan sudah divaksin sepenuhnya terhadap virus Corona sebelum mereka dapat makan di luar, bepergian di kereta api antarkota atau menghadiri acara budaya.
Pemerintah mengatakan mereka mengharapkan persyaratan baru akan dilaksanakan pada 15 Januari, meskipun legislator di Senat sekarang dapat menunda prosesnya.
Kementerian dalam negeri Prancis mengatakan 105.200 orang berpartisipasi dalam protes Sabtu di seluruh Prancis, 18.000 di antaranya di ibu kota Paris.
Polisi melaporkan 10 penangkapan pengunjuk rasa dan tiga petugas terluka ringan.
Di tempat lain ada 24 penangkapan dan tujuh petugas polisi luka ringan menurut kementerian.
Demonstrasi yang lebih besar, yakni sekira 6.000 orang, turun ke jalan di Toulon.
Sementara di Montpellier polisi menggunakan gas air mata selama bentrokan dengan pengunjuk rasa.
Tak hanya di Prancis, lebih dari 40.000 orang juga berunjuk rasa di ibu kota Austria, Wina, di mana vaksinasi terhadap Covid-19 akan menjadi wajib mulai bulan depan.