Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Demonstran Protes Presiden Prancis Macron yang Sebut Ingin 'Hancurkan' Orang yang Tidak Divaksin

Ratusan ribu orang berkumpul di Paris untuk memprotes Presiden Emmanuel Macron yang mengatakan ingin 'menghancurkan' orang yang tidak divaksinasi.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Demonstran Protes Presiden Prancis Macron yang Sebut Ingin 'Hancurkan' Orang yang Tidak Divaksin
Christophe Archambault/ AFP
Demonstran memegang spanduk bertuliskan "Tidak untuk kartu kesehatan" dan "Kebenaran" selama protes terhadap kartu kesehatan dan vaksin COVID-19 di Place du Palais-Royal, Paris, pada 8 Januari 2022. [Christophe Archambault/ AFP] 

TRIBUNNEWS.COM - Ratusan ribu orang di Prancis berukumpul untuk menentang kebijakan pemerintah yang mereka sebut akan membatasi hak-hak orang yang tidak divaksinasi Covid-19.

Di Ibu Kota Prancis, Paris, pengunjuk rasa menerjang dingin dan hujan pada hari Sabtu, membawa plakat bertuliskan "Truth", "Freedom" and "No to vaccine pass".

Beberapa di antara pengunjuk rasa juga memprotes ucapan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang telah menyebabkan kegemparan minggu lalu.

Macron telah mengatakan dia ingin 'menghancurkan' orang-orang yang tidak divaksinasi dengan membuat hidup mereka begitu rumit sehingga mereka akhirnya mau divaksin.

Para pengunjuk rasa membalas ucapan Macron dengan meneriakkan "Kami akan membunuhmu".

Baca juga: Sekolah di Prancis Kewalahan Tangani Covid-19 dan Lakukan Tracing pada Siswanya

Baca juga: Zinedine Zidane Akan Segera Menjadi Pelatih PSG Paling Lambat Juni, Kata Jurnalis Prancis Terkemuka

Dikutip dari Aljazeera, protes tersebut terjadi ketika Prancis mencatat lebih dari 300.000 infeksi Covid-19 dalam satu hari pada hari Jumat.

Majelis rendah negara itu pada hari Kamis menyetujui undang-undang pemerintah yang akan mengharuskan individu untuk menunjukkan surat keterangan sudah divaksin sepenuhnya terhadap virus Corona sebelum mereka dapat makan di luar, bepergian di kereta api antarkota atau menghadiri acara budaya.

Berita Rekomendasi

Pemerintah mengatakan mereka mengharapkan persyaratan baru akan dilaksanakan pada 15 Januari, meskipun legislator di Senat sekarang dapat menunda prosesnya.

Kementerian dalam negeri Prancis mengatakan 105.200 orang berpartisipasi dalam protes Sabtu di seluruh Prancis, 18.000 di antaranya di ibu kota Paris.

Polisi melaporkan 10 penangkapan pengunjuk rasa dan tiga petugas terluka ringan.

Di tempat lain ada 24 penangkapan dan tujuh petugas polisi luka ringan menurut kementerian.

Demonstrasi yang lebih besar, yakni sekira 6.000 orang, turun ke jalan di Toulon.

Sementara di Montpellier polisi menggunakan gas air mata selama bentrokan dengan pengunjuk rasa.

ara pengunjuk rasa mengambil bagian dalam demonstrasi dan memegang spanduk bertuliskan 'Kami adalah garis merah, tidak ada vaksinasi wajib, lindungi anak-anak' dan 'Vaksinasi ganda, dibohongi berkali-kali! Pemacu? Tidak, terima kasih' di Duesseldorf, Jerman barat, pada 18 Desember 2021 [Ina Fassbender/ AFP]
Para pengunjuk rasa mengambil bagian dalam demonstrasi dan memegang spanduk bertuliskan 'Kami adalah garis merah, tidak ada vaksinasi wajib, lindungi anak-anak' dan 'Vaksinasi ganda, dibohongi berkali-kali! Pemacu? Tidak, terima kasih' di Duesseldorf, Jerman barat, pada 18 Desember 2021 [Ina Fassbender/ AFP] (Ina Fassbender/ AFP)

Tak hanya di Prancis, lebih dari 40.000 orang juga berunjuk rasa di ibu kota Austria, Wina, di mana vaksinasi terhadap Covid-19 akan menjadi wajib mulai bulan depan.

Polisi mengatakan demonstrasi itu sebagian besar berlangsung damai.

Di Jerman, pengunjuk rasa berunjuk rasa di beberapa kota pada hari Sabtu, dengan acara terbesar diadakan di Hamburg, di mana sekitar 16.000 orang hadir, menurut polisi.

Protes diadakan di bawah spanduk "Cukup! Lepaskan anak-anak kita".

Jerman, yang sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan mandat vaksin umum, mulai menawarkan vaksinasi Covid-19 kepada anak-anak antara usia lima dan 11 bulan lalu.

Seorang pengunjuk rasa mengenakan Bintang Daud dengan tulisan "tidak divaksinasi," menurut tweet polisi.

Petugas menambahkan bahwa mereka sedang menyelidiki dugaan penghasutan dalam unjuk rasa tersebut.

Di Berlin, satu demonstrasi virus Corona berbentuk konvoi mobil dan sepeda.

Baca juga: Ilmuwan di Siprus Temukan Infeksi Covid-19 Gabungan Varian Delta dan Omicron, Dinamai Deltacron

Baca juga: China Catat 165 Kasus Baru Covid-19, Infeksi Omicron Dilaporkan di Tianjin

Polisi menghitung lebih dari 100 kendaraan, 70 sepeda dan sekitar 200 orang secara keseluruhan.

Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach mengatakan argumen yang dibuat oleh penentang vaksinasi dan penyangkal virus Corona telah kehilangan semua ukuran dan fokus.

"Sebuah kelompok kecil bersedia menghapus semua pengetahuan ilmiah dari meja dan secara sukarela memasuki gelembung kebenaran palsu," katanya dalam komentar kepada surat kabar Welt am Sonntag.

Protes juga terjadi di Italia, dengan ratusan orang di kota Turin memprotes aturan yang mewajibkan vaksin bagi siapa pun yang berusia di atas 50 tahun.

Undang-undang yang lebih keras juga mulai berlaku mulai hari Senin.

Mereka yang tidak divaksinasi tidak dapat lagi menggunakan transportasi umum atau mengunjungi restoran.

Baca juga artikel lain terkait Virus Corona

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
asd
Video Player is loading.
Current Time 0:00
Duration 0:00
Loaded: 0%
Stream Type LIVE
Remaining Time 0:00
Â
1x
    • Chapters
    • descriptions off, selected
    • subtitles off, selected
      © 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
      Atas