Dukungan Masyarakat terhadap Putri Aiko untuk Jadi Ratu Pertama di Jepang Semakin Menguat
Hal ini akan memungkinkan dibuatnya peraturan baru bahwa wanita akan menjadi Ratu Jepang dan kaisar tak perlu lagi laki-laki.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dukungan masyarakat terhadap Putri Aiko (Aiko sama) untuk menjadi ratu pertama di Jepang semakin menguat.
Putri Aiko adalah putri dari Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako.
Hal ini akan memungkinkan dibuatnya peraturan baru--pertama kali dalam sejarah Jepang--bahwa wanita akan menjadi Ratu Jepang dan kaisar tak perlu lagi seorang laki-laki.
Dewan Pakar pemerintah Jepang, yang telah membahas cara ideal suksesi tahta yang stabil, menyusun laporan akhir pada Desember 2021 lalu.
Sebagai langkah-langkah untuk mengamankan jumlah keluarga kerajaan, "rencana untuk keluarga kerajaan perempuan untuk tetap tinggal di keluarga kekaisaran setelah menikah" dan "rencana untuk mengadopsi laki-laki dari mantan keluarga kerajaan" dimasukkan ke dalam pembahasan para ahli.
"Tidak ada perspektif baru dalam laporan itu, dan itu adalah garis default bahwa bagian dari hukum rumah kekaisaran saat ini bahwa anak laki-laki dari garis keturunan kekaisaran mewarisi tahta tidak disentuh."
"Idenya adalah bahwa opini publik harus tidak dibagi menjadi dua oleh calon suksesi. Juga terhadap Pangeran Hisahito (putra Akishinomiya adik kaisar Jepang). Namun pada kenyataannya, kemungkinan "Kaisar Aiko", yang 80 persen didukung masyarakat Jepang baik untuk menjadi Kaisar Jepang di masa depan," papar sumber Tribunnews.com, Selasa (11/1/2022).
Mengacu pada tulisan pada edisi Februari 2012 "Bungei Shunju", berikut komentar mantan PM Jepang Shinzo Abe.
"Mengapa kamu tidak mempertimbangkan untuk kembali ke status kekaisaran dari mereka yang menginginkan mantan Miyake yang harus meninggalkan status kekaisaran karena situasi darurat kekalahan?"
"Ada juga cara bagi keluarga Mikasa-no-miya dan keluarga Takamado-no-miya untuk mengadopsi anak laki-laki dari keluarga Miya yang lama dan mewarisi keluarga Miya."
"Hukum Badan Kekaisaran Jepang saat ini menyatakan bahwa keluarga kekaisaran tidak dapat mengadopsi, tetapi hanya pasal itu yang perlu ditangguhkan dengan tindakan khusus," tambah Shinzo Abe.
Di masa lalu, ada "insiden" terkait keluarga kekaisaran (Miyake).
Hal ini adalah kasus Norihiko Nashimoto, mantan keluarga Nashimoto-no-miya yang meninggal 12 tahun lalu pada usia 84 tahun.