Presiden Meksiko Terinfeksi Covid-19 Kedua Kalinya, Suara Serak saat Konferensi Pers
Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, positif Covid-19 untuk kedua kalinya.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, positif Covid-19 untuk kedua kalinya.
Presiden Lopez Obrador (68) mengumumkan kondisinya itu ke publik, setelah sempat terdengar serak saat konferensi pers.
Dia terinfeksi Covid-19 lagi setelah sempat terpapar lalu sembuh pada awal 2021 silam.
Pemimpin sayap kiri itu punya riwayat perokok, serangan jantung pada 2013, serta menderita hipertensi.
Baca juga: Bukan Omicron, 7 WNA di Karimun Terpapar Covid-19 Usai Pulang Liburan
Baca juga: Aturan Pemberian Dosis Vaksin untuk Booster, dari CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca hingga Moderna
"Meski gejalanya ringan, saya akan tetap mengisolasi diri dan hanya bekerja dari kantor dan rapat online sampai pemberitahuan lebih lanjut," tulis presiden di akun media sosialnya, Senin (10/1/2021).
"Sementara itu, Sekretaris Dalam Negeri Adan Augusto Lopez Hernandez akan menggantikan saya di konferensi pers dan acara lainnya," jelasnya lebih lanjut.
Lopez Obrador sudah menerima vaksin AstraZeneca sekaligus booster pada 7 Desember lalu.
Dua sekretaris Kabinet yakni kepala Departemen Lingkungan dan Ekonomi, juga mengumumkan bahwa mereka positif corona beberapa hari yang lalu.
Sebelumnya, Presiden Meksiko meminta masyarakat agar berasumsi bahwa mereka terinfeksi corona jika menderita gejala.
Jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi melonjak 186 persen minggu lalu.
Lopez Obrador mengklaim varian Omicron adalah "Covid-19 kecil", lantaran rawat inap dan kematian tidak banyak meningkat.
Namun, para ahli mengatakan kedua hal itu adalah indikator tertinggal, yang mungkin tidak muncul selama berminggu-minggu setelah infeksi melonjak.
Presiden Lopez Obrador mengimbau warganya yang menderita Covid-19 bergejala, untuk tinggal di rumah, minum parasetamol dan mengisolasi, daripada pergi keluar dan melakukan tes.
Sejak Natal, apotek swasta dan beberapa pusat pengujian yang tersedia kewalahan antrean panjang pasien.
Pemerintahan Lopez Obrador sudah lama menolak menerapkan pengetesan Covid-19 massal, bahkan menyebutnya membuang-buang uang.
Dia juga meminta perusahaan tidak mewajibkan tes Covid-19 bagi karyawannya.
Penanganan Covid-19 yang dilakukan Lopez Obrador telah lama menjadi sorotan para kritikus.
Ini lantaran presiden sempat meremehkan keseriusan Covid-19 selama fase awal darurat kesehatan.
Lopez Obrador juga jarang terlihat di depan umum mengenakan masker, kecuali di pesawat, dan Meksiko memberlakukan pembatasan yang relatif sedikit pada pelancong yang memasuki negara itu.
Baca juga: Jadi yang Pertama di Amerika Latin, Chili akan Berikan Vaksin Covid-19 Dosis Keempat
Baca juga: Dampak Omicron Terhadap Ekonomi Amerika Tidak Seganas Perkiraan
Meksiko melampaui 300.000 kematian Covid-19 yang dikonfirmasi minggu lalu.
Namun karena kurangnya tes, tinjauan pemerintah terhadap sertifikat kematian menempatkan jumlah korban sebenarnya hampir 460.000.
Angka kasus Covid-19 di sejumlah negara bagian di Meksiko mengalami kenaikan setelag varian Omicron menyebar.
Terutama terjadi di lokasi wisata seperti Cancun dan Los Cabos yang populer di kalangan pengunjung dari Amerika Serikat.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)