Kamboja Dekati Myanmar, Indonesia Tegaskan Posisi Terhadap Pemimpin Junta
Indonesia kembali menegaskan posisinya soal Myanmar, berkaitan dengan langkah Kamboja yang melakukan pendekatan berbeda mengatasi krisis di Myanmar.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia kembali menegaskan posisinya soal Myanmar, berkaitan dengan langkah Kamboja yang melakukan pendekatan yang berbeda untuk mengatasi krisis di Myanmar.
Pada tahun ini Kamboja memegang keketuaan ASEAN.
Sebagaimana diketahui, Perdana Menteri Hun Sen melakukan pertemuan dengan pemimpin junta Min Aung Hlaing pada Jumat (7/1/2022).
Hun Sen menjadi pemimpin asing pertama yang berkunjung ke Myanmar pasca kudeta Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021.
Baca juga: Myanmar: Aung San Suu Kyi Divonis 4 Tahun Penjara karena Miliki Walkie-Talkie
Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) menegaskan posisi Indonesia masih tetap konsisten mengenai pentingnya implementasi 5 poin konsensus yang selama ini belum ada progress yang signifikan.
“Maka Indonesia juga konsisten dengan keputusan yang diambil oleh ketua ASEAN sebelumnya, yaitu Myanmar sebaiknya diwakili oleh non-political representative,” kata Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu, Abdul Kadir Jailani pada konferensi pers Kamis (14/1/2022).
Mengingat saat ini belum ada perkembangan signifikan di lapangan, maka Indonesia berpandangan sebaiknya Myanmar tetap diwakili oleh non-political representative.
Indonesia berharap Kamboja tetap konsisten menjalankan apa yang telah disepakati pada pertemuan ASEAN sebelumnya.
"Mengenai chairmanship Kamboja di ASEAN soal Myanmar, posisi kita mengharapkan chairmanship Kamboja tetap konsisten menjalankan apa yang telah disepakati pertemuan ASEAN sebelumnya, yaitu implementasi 5 poin konsensus dan mengupayakan progress yang signifikan," ujar Kadir.
Baca juga: Hindari Serangan Militer, Ribuan Orang Myanmar Terpaksa Dirikan Tenda di Dekat Perbatasan Thailand
Terkait pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM Retreat), Kadir mengatakan bahwa Indonesia masih menunggu informasi lebih lanjut soal penyelenggaraannya.
Kamboja pada Rabu (12/1/2022) mengumumkan bahwa pertemuan para menteri luar negeri dari negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean) pertama di bawah kepemimpinan negaranya yang dijadwalkan pekan depan, akan ditunda.
Indonesia memahami penundaan tersebut, hal ini berkaitan dengan situasi pandemi.
Baca juga: PM Kamboja Kunjungi Myanmar untuk Desakkan Damai
Sejumlah negara juga melakukan pembatasan dan banyak perwakilan dari Asean yang mengalami kesulitan bepergian untuk menghadiri pertemuan tersebut.
“Sejauh ini kita masih melakukan komunikasi terkait pertemuan AMM. Kemungkinan tanggal berapa atau apa akan diadakan secara virtual kita masih melakukan komunikasi lebih lanjut,” ujarnya.