CEO yang Pecat 900 Karyawan Lewat Zoom Kini Kembali Bekerja, Manfaatkan Cuti untuk Refleksi Diri
CEO Better.com, yang sempat membuat heboh karena memecat 900 karyawan lewat Zoom akhir tahun lalu, kini sudah kembali bekerja.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - CEO Better.com, yang sempat membuat heboh karena memecat 900 karyawan lewat Zoom akhir tahun lalu, kini sudah kembali bekerja.
Dilansir CNN.com, Vishal Garg kembali menjalankan tugas penuhnya sebagai CEO, menurut surat yang dikirim kepada karyawan pada Selasa (18/1/2022) dari dewan direksi perusahaan.
Surat itu menyebut bahwa Garg telah menggunakan cuti untuk "merefleksikan kepemimpinannya, serta berhubungan kembali dengan nilai-nilai yang membuat Better hebat dan bekerja sama dengan pelatih eksekutif."
Dalam surat yang diperoleh CNN Business untuk karyawan Better, tertulis firma hukum luar sedang meninjau budaya tempat kerja perusahaan hipotek online tersebut.
Better.com sedang menerapkan perubahan, termasuk menambahkan lebih banyak manajer dan kepala sumber daya manusia.
Pada 1 Desember 2021 lalu, Garg mengadakan panggilan video di mana ia memberhentikan 9 persen dari tenaga kerja Better.
Baca juga: Saham Zoom Melorot Seiring Melambatnya Pertumbuhan Kuartal Tiga
Baca juga: Aplikasi Zoom Rilis Fitur Penerjemah Otomatis untuk Dukung Produktivitas
"Jika Anda menerima panggilan ini, Anda adalah bagian dari kelompok sial yang diberhentikan," kata Garg saat itu.
"Pekerjaan Anda di sini dihentikan, berlaku dengan segera."
Sang CEO sebelumnya menjanjikan akan ada email tindak lanjut dari HR.
Tetapi seorang mantan karyawan mengatakan kepada CNN Business bahwa dia langung kehilangan akses ke komputer, telepon, email, dan pesan perusahaannya, termasuk saluran Slack.
Garg langsung mengambil cuti setelah memecat karyawan-karyawannya itu.
Operasi sehari-hari kemudian diambil alih oleh CFO perusahaan, Kevin Ryan.
Better.com saat itu menyebut mereka mempekerjakan perusahaan pihak ketiga untuk melakukan "penilaian kepemimpinan dan budaya,".
Rekomendasi dari perusahaan pihak ketiga itu nantinya akan dipertimbangkan untuk membangun budaya jangka panjang yang berkelanjutan dan positif di Better.
3 Eksekutif Mengundurkan Diri setelah Pemecatan Massal
Diberitakan CNN Desember lalu, tiga eksekutif top perusahaan, mengundurkan diri beberapa hari setelah pemecatan masalah.
Mereka yang mengundurkan diri adalah Tanya Gillogley, kepala hubungan masyarakat, Melanie Hahn, kepala pemasaran, dan Patrick Lenihan, VP komunikasi.
Menurut LinkedIn, Hahn memulai di Better.com pada 2018.
Gillogley bergabung pada Januari 2019, dan Lenihan mulai November 2020.
Christian Chapman, mantan penjamin emisi di Better.com, mengatakan kepada CNN Business bahwa panggilan Zoom itu adalah "momen nyata".
Ia menyebut situasi pemecatan itu "tumpul dan tidak memihak."
Meminta maaf atas 'kecemasan, gangguan dan rasa malu'
Dalam suratnya sendiri kepada karyawan Selasa, Garg menulis:
"Saya mengerti betapa sulitnya beberapa minggu terakhir ini."
"Saya sangat menyesal atas kecemasan, gangguan, dan rasa malu yang diakibatkan oleh tindakan saya."
"Saya telah menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan di mana kita sebagai perusahaan dan tipe kepemimpinan seperti apa yang dibutuhkan Better dan pemimpin yang ideal."
7 Desember lalu, lewat surat kepada karyawan, Garg juga telah meminta maaf atas bagaimana dia menangani PHK.
Ia mengakui telah membuat "situasi yang sulit menjadi lebih buruk."
Garg menyebut, "Saya gagal menunjukkan rasa hormat dan apresiasi yang sesuai untuk individu yang terkena dampak dan kontribusi mereka untuk Better."
"Saya memiliki keputusan untuk melakukan PHK, tetapi dalam mengomunikasikannya, saya melakukan kesalahan eksekusi."
"Dalam melakukannya, saya membuat kalian malu."
Garg menyebut efisiensi pasar, kinerja, dan produktivitas sebagai alasan di balik pemecatan.
Fortune kemudian melaporkan bahwa Garg menuduh karyawan yang diberhentikan itu merugikan kolega dan klien dengan tidak produktif dan bekerja hanya dua jam sehari.
Tentang Better.com
Masih mengutip CNN, Better.com bernilai $6,9 miliar.
Perusahaan itu menduduki peringkat No 1 di LinkedIn dalam daftar Top Startups pada tahun 2021 dan 2020.
Perusahaan yang didukung Softbank itu telah mencoba untuk go public.
Namun mereka telah menunda rencana tersebut karena dampak dari penanganan Garg soal PHK, menurut Bloomberg.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.