POPULER Internasional: Akhir Kasus Selebgram Gabby Petito | Gempa di Jepang
Berita populer Internasional, di antaranya selebgram Gabby Petito yang tewas dibunuh tunangannya yang juga ditemukan tak bernyawa.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Akhir kasus kematian selebgram Gabby Petito, ia tewas dibunuh tunangannya yang juga ditemukan tak bernyawa.
Lebih dari 70 orang tewas dan ratusan lainnya cedera dalam serangan udara di sebuah penjara di Yaman utara pada Jumat (21/1/2022).
Seorang pria Irlandia, penumpang pesawat Delta Airlines penerbangan dari Dublin ke New York terancam 20 tahun penjara lantaran menolak pakai masker dan mengintimidasi pramugari.
Sementara itu, gempa berkekuatan 6,6 SR mengguncang barat daya dan barat Jepang pada Sabtu (22/1/2022) pagi.
Gempa besar tersebut mengakibatkan sedikitnya sembilan orang cedera.
Berikut berita populer Internasional selengkapnya.
1. Akhir Kasus Selebgram Gabby Petito, FBI Sebut Sang Tunangan sebagai Pelaku Pembunuhan
Tunangan selebgram AS Gabby Petito, Brian Laundrie, mengaku telah menghabisi sang kekasih.
Pengakuan itu diungkap Brian Laundrie dalam sebuah catatan di buku diarynya.
Dilansir AP News, buku catatan tersebut sebelumnya ditemukan di dekat tubuh Laundrie yang sudah tak bernyawa di sebuah rawa di Florida pada Oktober 2021 lalu.
Pihak berwenang mengumumkan bahwa Brian Laundrie adalah pembunuh Gabby Petito pada Jumat (21/1/2022).
Ini adalah kali pertama petugas secara resmi menyatakan Laundrie bersalah atas kematian selebgram itu, meskipun sejak awal ia adalah tersangka utamanya.
Penyelidik mengatakan bahwa Laundrie (23), sempat mengirim pesan teks untuk mengelabuhi orang-orang bahwa Petito (22) masih hidup.
Baca juga: Brian Laundrie, Tunangan Selebgram Gabby Petito Tewas usai Tembak Diri Sendiri
Baca juga: Suami Habisi Nyawa Istri Karena Mengeluh Sakit Maag Kronis di Mempawah, Korban Dijerat Tali Ayunan
Itu ia lakukan setelah memukul dan mencekik Petito pada akhir Agustus 2021 silam, demikian menurut pernyataan FBI Denver.
"Semua langkah investigasi logis telah disimpulkan dalam kasus ini," kata Agen Khusus Divisi Denver FBI Michael Schneider dalam pernyataannya.
"Penyelidikan tidak mengidentifikasi orang lain selain Brian Laundrie yang terlibat langsung dalam kematian tragis Gabby Petito."
2. Ogah Pakai Masker dan Pelorotkan Celana di Depan Pramugari, Pria Ini Terancam 20 Tahun Penjara
Seorang pria Irlandia, penumpang pesawat Delta Airlines penerbangan dari Dublin ke New York terancam 20 tahun penjara lantaran menolak pakai masker dan mengintimidasi pramugari.
Menurut pengaduan federal yang dibuka pada Jumat (21/1/2022), selama penerbangan, pria tersebut menolak pakai masker dan melemparkan kaleng hingga mengenai penumpang lain.
Bahkan ia juga sengaja menurunkan celananya serta memperlihatkan pantat ke pramugari.
"Selama penerbangan sekitar delapan jam, terdakwa berulang kali menolak untuk memakai masker meskipun diminta puluhan kali oleh awak pesawat," kata pengaduan itu, dikutip dari SCMP.
Shane McInerney (29) yang berasal dari Galway, diduga melakukan serangkaian gangguan pada penerbangan Delta Airlines pada 7 Januari 2022 lalu.
Baca juga: Bye Bye Masker dan Paspor Covid, Boris Johnson Umumkan Berakhirnya Pembatasan Plan B di Inggris
Baca juga: Kasus Omicron Bertambah, Gedung Putih Akan Bagikan 400 Juta Masker N95 Gratis ke Seluruh AS
McInerney pun didakwa karena telah mengganggu awak pesawat, yang mana ia terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.
Dalam sebuah pernyataan, Delta Airlines mengatakan "tidak menoleransi perilaku nakal di bandara kami dan di atas pesawat kami karena tidak ada yang lebih penting daripada keselamatan orang-orang kami dan pelanggan kami."
Menurut pengaduan, McInerney sempat beranjak dari tempat duduknya untuk mengeluh kepada pramugari tentang makanan.
Setelah komplain, ia dengan sengaja menurunkan celana dan menatap pramugari serta penumpang di dekatnya.
3. 70 Orang Tahanan di Penjara Tewas Dalam Serangan Udara di Yaman, Ratusan Lainnya Cedera
Lebih dari 70 orang tewas dan ratusan lainnya cedera dalam serangan udara di sebuah penjara di Yaman utara pada Jumat (21/1/2022).
Rekaman yang dirilis oleh Houthi pada Jumat (21/1/2022) menunjukkan petugas penyelamat menarik mayat dari puing-puing, setelah serangan fajar di pusat penahanan sementara di Saada.
Dilansir dari Al Jazeera, Taha al-Motawakel, menteri kesehatan di pemerintahan Houthi, yang menguasai utara negara itu, mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa 70 tahanan tewas di penjara.
Dia mengatakan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena banyak dari yang terluka terluka parah.
Seorang juru bicara Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF) mengatakan kepada kantor berita AFP setidaknya 70 orang tewas dan 138 lainnya terluka dalam serangan itu.
Baca juga: Drone Houthi Yaman Hantam Tanki Minyak dan Bandara di Abu Dhabi, UEA Bertekad Membalas
Baca juga: Koalisi Arab Saudi Kirim Serangan Udara ke Houthi di Yaman, 14 Orang Tewas
Menurutnya, jumlah korban itu berasal dari satu rumah sakit di Saada.
"Dua rumah sakit lainnya di kota itu juga menerima banyak yang terluka dan puing-puingnya masih dicari,” ujarnya.
Dilansir dari UPI, tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan udara baru pada Jumat (21/1/2022) pagi itu.
Tetapi spekulasi berpusat di sekitar koalisi pimpinan Saudi yang melakukan intervensi dalam perang Yaman melawan pasukan Houthi pada tahun 2015.
4. Gempa Berkekuatan 6,6 SR Guncang Jepang, 9 Orang Cedera
Gempa berkekuatan 6,6 SR mengguncang barat daya dan barat Jepang pada Sabtu (22/1/2022) pagi.
Gempa besar tersebut mengakibatkan sedikitnya sembilan orang cedera.
Sementara itu, badan cuaca dan otoritas setempat mengatakan, gempa tidak memicu tsunami.
Dilansir Japan Today, fokus gempa di bawah Samudera Pasifik berada di dalam zona lepas pantai Jepang di mana diperkirakan akan terjadi gempa besar dan tsunami di masa depan.
Badan Meteorologi Jepang mengatakan akan mempelajari apakah gempa terbaru terhubung dengan yang sudah diprediksi.
Gempa tersebut terjadi sekitar pukul 01:08 pagi, mencatat skala 5 pada skala intensitas seismik Jepang 7 di Prefektur Miyazaki dan Oita di pulau utama barat daya negara itu, Kyushu, kata badan cuaca itu.
Baca juga: 2 Orang Meninggal Setelah Divaksinasi Ketiga Kali di Jepang
Baca juga: Untuk Ke-3 Kalinya Kunjungan Masyarakat Saat Ultah Kaisar Jepang Naruhito Ditiadakan
Pada intensitas di atas 5, banyak orang merasa sulit untuk bergerak dan sulit berjalan tanpa berpegangan pada sesuatu yang stabil.
Badan tersebut merevisi besarnya gempa menjadi 6,6 dari perkiraan awal 6,4.
Ia juga memperingatkan kemungkinan gempa lain yang menyebabkan tingkat guncangan serupa di daerah-daerah yang terkena dampak parah dalam minggu depan.
(Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.