Situasi Memanas, Ini Akar Konflik Ukraina dan Rusia hingga NATO Kirim Bantuan
Situasi Ukraina dan Rusia memanas seiring berkumpulnya ratusan ribu pasukan Rusia di sepanjang perbatasan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno Widyastuti

TRIBUNNEWS.COM - Situasi Ukraina dan Rusia memanas seiring berkumpulnya ratusan ribu pasukan Rusia di sepanjang perbatasan.
Barat menuduh Rusia, yang telah mengumpulkan 100.000 tentara di perbatasan Ukraina, bersiap untuk menyerang tetangganya yang pro-Barat.
Ini membuat sekutu NATO yang khawatir dengan ancaman invasi dari Moskow, mengirim bantuan berupa senjata dan personel militer ke Kyiv.
Baca juga: AS, NATO Kirim Tanggapan Tertulis Atas Tuntutan Keamanan Rusia
Baca juga: Konflik Ukraina-Rusia, Ini 4 Hal yang Perlu Diketahui Terkait Ancaman Sanksi Terhadap Rusia
Lantas bagaimana awal mula konflik kedua negara ini?

Ukraina merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia selama berabad-abad sebelum menjadi Republik Uni Soviet dan merdeka saat Uni Soviet bubar pada 1991.
Dilansir Al Jazeera, sejak saat itu Ukraina menjalin hubungan dekat dengan Barat dan melepaskan warisan Kekaisaran Rusia.
Pada 2014, terjadi kerusuhan besar yang disebut Revolution of Dignity di Ukraina karena mantan Presiden Viktor Fedorovych menolak perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa demi hubungan yang lebih dekat dengan Moskow.
Ini menyebabkan protes besar-besaran untuk menggulingkan Fedorovych dari jabatannya.
Menanggapi hal ini, Rusia kemudian mencaplok Semenanjung Krimea di Ukraina dan mendukung kelompok pemberontak separatis di timur Ukraina.
Ukraina dan Barat menuduh Rusia mengirim pasukan dan senjata untuk mendukung pemberontak, namun Moskow berdalih warga Rusia yang bergabung dengan separatis adalah simpatisan.
Menurut Kyiv, lebih dari 14.000 orang tewas dalam pertempuran yang menghancurkan Donbas, jantung industri timur Ukraina.
Sementara itu, Moskow mengecam keras AS dan sekutu NATO-nya karena menyediakan senjata bagi Ukraina dan mengadakan latihan bersama.
Rusia Tak Ingin Ukraina Gabung NATO

Rusia tidak ingin Ukraina bergabung dengan NATO, ini termasuk dalam daftar tuntutan Moskow yang dikirim ke AS pada Desember lalu.