Dokter Jepang Yang Dibunuh Anak Pasiennya Ternyata Dokter Komunitas Yang Dicintai Masyarakat
Dokter Jepang, Junichi Suzuki (44) yang ditembak 27 Januari lalu dan meninggal pagi 28 Januari oleh anak pasiennya, ternyata dokter komunitas yang
Editor: Johnson Simanjuntak
Menurut asosiasi medis setempat, Dr Suzuki bertugas mengunjungi perawatan medis untuk sekitar 300 orang, dan menurut Pak Nogi, setelah kejadian, "Apakah mungkin untuk menerima perawatan medis di masa depan?" Artinya, kini muncullah suara kecemasan untuk perawatan ke rumah pasien bagi para tenaga medis.
"Saya ingin membuat pengguna saat ini merasa nyaman dan kembali ke kehidupan normal mereka sehingga mereka dapat merasa nyaman. Saya akan meneruskan perasaan dekat satu sama lain dan berdiri dalam garis pandang yang sama dari Profesor Suzuki. Jadi, saya ingin mendukung orang-orang di daerah tersebut," tambah perawat Keiko Nogi.
“Saya ingin percaya pada orang lain seperti sensei Suzuki agar orang-orang yang datang konsultasi bisa membuka hati, dan menghadapinya dengan ceria dan sungguh-sungguh," ungkap Chisato Ichikawa pasien Suzuki.
Beberapa dokter telah menunjukkan masalah pengobatan komunitas di masa depan tentang bagaimana mendukung orang-orang yang menerima kunjungan medis oleh Dr. Junichi Suzuki, yang terbunuh dalam insiden ini.
Tokuyasu Sekiya, direktur klinik di Kota Shiki, Prefektur Saitama, memberikan perawatan medis untuk pasien rawat jalan dan mengunjungi perawatan medis di Kota Shiki dan Kota Fujimi.
Di klinik Dr. Sekiya, ada sekitar 150 orang yang dilakukan kunjungan rumah oleh dokter, dan rata-rata, sekitar 10 hingga 15 orang berkunjung setiap hari.
Dr Sekiya menunjukkan besarnya dampak kehilangan Dr Suzuki, yang mendukung perawatan medis kunjungan rumah di daerah tersebut, dan menunjukkan kesulitan penanggulangan serta keprihatinan yang meninggi saat ini.
Masalah kesehatan, Vaksinasi dan masalah infeksi corona serta pengobatan di Jepang dibicarakan kalangan pecinta Jepang. Silakan bergabung lewat email: info@tribun.ingratis.