Pakar Kontraterorisme: Pemimpin ISIS Tewas, tapi Faksi Lainnya Masih Menjadi Ancaman bagi AS
Terlepas dari kemenangan AS atas tumbangnya pimpinan ISIS, organisasi itu masih jauh dari musnah, menurut seorang pakar kontraterorisme.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Inza Maliana
![Pakar Kontraterorisme: Pemimpin ISIS Tewas, tapi Faksi Lainnya Masih Menjadi Ancaman bagi AS](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/logo-kelompok-isis-bendera-isis-logo-isis-ilustrasi-isis.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Joe Biden baru saja merayakan "penggulingan" ancaman teroris yang signifikan.
Biden mengumumkan bahwa pemimpin ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi tewas dalam ledakan yang dilakukannya sendiri saat serangan kontraterorisme AS di Suriah pada hari Kamis (3/2/2022).
Namun, terlepas dari kemenangan AS, ISIS masih jauh dari musnah, menurut seorang pakar kontraterorisme seperti dilansir Newsweek.
Qurayshi menjabat sebagai kepala faksi inti ISIS yang dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Syam (ISIL).
Namun, para pemimpin faksi lain masih buron di timur tengah, Asia selatan, serta Afrika utara dan tengah.
Seth G. Jones, direktur Program Keamanan Internasional di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) sekaligus pakar kontraterorisme, memberikan pandangan tentang masing-masing faksi yang masih ada saat ini.
Baca juga: PROFIL Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi, Pemimpin ISIS yang Tewas dalam Serbuan AS di Suriah
Baca juga: Pemimpin ISIS Ledakkan Diri saat Dikepung Tentara AS, Joe Biden Menyebutnya Pengecut
![Seorang anggota Hashed Al-Shaabi (Unit Mobilisasi Populer) mencopot tanda di tiang lampu berlogo kelompok ISIS saat pasukan Irak bergerak maju di dalam kota Tal Afar, sebelah barat Mosul pada 26 Agustus 2017.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/originals/logo-isis-bendera-isis.jpg)
Mengenai tewasnya Qurayshi, Jones mengatakan itu bukan akhir dari ISIL, tapi bisa menjadi awal yang baru.
"Dalam isolasi, itu bukan masalah besar," kata Jones kepada Newsweek.
"Sebagai satu insiden, organisasi dapat pulih."
Melihat kembali ke tahun 2019 ketika pemimpin pertama ISIL Abu Bakr al-Baghdadi tewas, juga oleh ledakan yang dilakukan sendiri selama serangan AS, Jones mencatat bahwa situasi ISIL sebenarnya membaik dalam jangka panjang setelah Qurayshi yang lebih "karismatik" mengambil alih.
Jones mengatakan kemampuan kelompok itu untuk beroperasi tidak akan hancur hanya karena hilangnya pemimpin.
![Gambar file ini dirilis oleh Departemen Luar Negeri AS pada 17 Juli 2020, menunjukkan versi bahasa Inggris dari pengumuman Hadiah untuk informasi tentang lokasi pemimpin ISIS Amir Mohammed Said Abd al-Rahman al-Mawla -- alias Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pemimpin-isis-amir-mohammed-abu-ibrahim-al-hashimi-al-qurashi.jpg)
Ia menekankan bahwa ISIL masih harus dianggap sebagai ancaman paling signifikan terhadap keamanan nasional AS dari semua afiliasi ISIS.
Dia mengatakan bahwa di luar kematian Qurayshi, Amerika dan sekutunya harus terus menyudutkan wilayah kelompok itu untuk benar-benar mengekang kekuatan mereka dalam jangka panjang.
Namun, di luar ISIL, Jones menyebut ISIS-K sebagai ancaman terbesar kedua.