Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebuah Penelitian AS pada Monyet Ungkap Efektivitas Vaksin Booster Omicron

AS lakukan penelitian pada monyet untuk mengungkap perlindungan dari booster Moderna Covid-19 yang ada dengan booster khusus Omicron.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Sebuah Penelitian AS pada Monyet Ungkap Efektivitas Vaksin Booster Omicron
Warta Kota/YULIANTO
Karyawan Kompas Gramedia mengikuti vaksinasi booster di Menara Kompas, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (26/1/2022). - AS melakukan studi pada monyet untuk melihat efektivitas vaksin booster khusus Omicron. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah penelitian pada monyet terhadap booster Moderna Covid-19 dengan booster khusus Omicron tidak menunjukkan perbedaan perlindungan yang signifikan.

Peneliti pemerintah AS melaporkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa booster khusus Omicron mungkin tidak diperlukan, Jumat (4/2/2022).

Melansir Stat News, para ilmuwan di Pusat Penelitian Vaksin National Institutes of Allergy and Infectious Diseases menunjukkan bahwa hewan yang diberikan vaksin yang ada memiliki tingkat perlindungan yang sama terhadap penyakit di paru-paru seperti halnya dengan primata yang menerima booster berdasarkan strain Omicron.

Penelitian itu dilakukan dengan vaksin berlisensi Moderna dan suntikan booster berdasarkan varian Omicron.

Baca juga: Indonesia Punya 6 Jenis Vaksin Booster, Ini Efek Sampingnya

Baca juga: Efek Samping Vaksin Booster Sinopharm Menurut BPOM

Studi darah dari hewan menunjukkan bahwa banyak dari respons imun yang terukur, misalnya peningkatan tingkat antibodi penetralisir tidak berbeda secara substansial, terlepas dari suntikan booster mana yang diberikan.

“Oleh karena itu, booster Omicron mungkin tidak memberikan kekebalan atau perlindungan yang lebih besar dibandingkan dengan vaksin (Moderna) saat ini,” para peneliti menyimpulkan.

Penulis senior, Robert Seder mengatakan, temuan ini mirip dengan penelitian yang dilakukan kelompok tersebut tahun lalu, ketika para peneliti membandingkan suntikan booster berdasarkan varian Beta dengan vaksin yang ada.

BERITA REKOMENDASI

Dalam kasus itu juga, data yang dihasilkan pada primata menyarankan peningkatan dengan vaksin asli sama efektifnya dalam melindungi paru-paru seperti halnya booster berdasarkan varian Beta.

Seperti yang diketahui, varian Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

“Data ini akan menunjukkan bahwa pencetakan awal vaksin awal menghasilkan sel B yang ketika Anda memberi mereka booster pada enam atau sembilan bulan kemudian, mereka bereaksi silang terhadap Omicron atau Beta atau Delta,” kata Seder, kepala bagian imunitas seluler di Pusat Penelitian Vaksin.

Seder mengatakan, penelitian perlu dilakukan pada orang-orang untuk memastikan temuan itu bertahan.

Tetapi untuk saat ini, tampaknya jenis vaksin tidak perlu diperbarui.


“Dari sudut pandang perusahaan, saya tidak tahu bagaimana mereka melihat ini,” katanya.

"Tapi saya pikir data ini cukup jelas."

ILUSTRASI - Vaksin Moderna.
ILUSTRASI - Vaksin Moderna. (IST)
Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas