Mengenang Dr Li Wenliang, Dokter Mata yang Pertama Kali Peringatkan soal Pandemi Covid-19
Berikut Dr Li Wenliang yang berperan sebagai orang yang pertama kali memperingatkan adanya virus Covid-19.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Sosok dokter asal Wuhan, China bernama Dr Li Wenliang bisa dikatakan sebagai orang yang berjasa.
Li Wenliang menjadi orang yang pertama kali memperingatkan mengenai pandemi Covid-19 pada 30 Desember 2019.
Dikutip dari bbc.com, kronologi dirinya memperingatkan adanya pandemi Covid-19 adalah saat mengirimkan pesan dalam bentuk chat kepada rekan dokter lainnya pada akhir Desember 2019.
Li Wenliang berpesan kepada mereka agar memakai pakaian yang dapat memproteksi supaya terhindar dari infeksi Covid-19.
Baca juga: Profesor Jepang: Daya Tahan Tubuh Antisipasi Corona Meningkat 70% Dengan Vaksinasi Ketiga
Baca juga: Mengapa Perlu PPKM Saat Penularan Virus Covid-19 di Masyarakat Sedang Tinggi? Ini Ulasan Ahli
Peringatan tersebut berdasarkan tujuh temuan kasus yang menurut Li mirip seperti gejala SARS yang pernah menjadi pandemi global pada tahun 2003.
Namun empat hari berselang, ia diundang oleh Biro Keamanan Publik China untuk menandangi sebuah surat.
Isi dari surat itu adalah dirinya dinilai menyebarkan berita bohong dan berakibat mengganggu situasi sosial di China.
"Kita bersungguh-sunguh mengingatkan Anda: Jika anda tetap kerasa kepala, dengan beberapa kekurangajaran, serta melanjutkan aktifitas ilegal ini, Anda akan dibawa ke pengadilan. Apakah dimengerti?," tulis surat tersebut.
Lalu pada bagian akhir surat, Li Wenliang menuliskan bahwa dirinya paham atas apa yang dilakukannya.
"Ya, saya mengerti." tulis Li Wenliang.
Profil Li Wenliang
Dikutip dari thelancet.com, tidak banyak hal yang diketahui mengenai Li Wenliang.
Ia adalah sosok yang berprofesi dokter mata dan lahir di Beizhen, China pada 12 Oktober 1986.
Sebelum menjalani profesi sebagai dokter mata, ia berkuliah di Universits Wuhan dan setelah lulus Li bekerja di Xiamen yang terletak di tenggara China.
Diketahui setelah itu dirinya mulai bekerja sebagai dokter mata di Rumah Sakit Wuhan pada tahun 2014.
Kemudian mengenai peringatan dari dirinya mengenai pandemi Covid-19, ia menjadi salah satu yang diundang kepolisian saat itu dari delapan orang lainnya.
Ia diinvestigasi karena dianggap menyebarkan berita bohong.
Lalu pada akhir Januari 2020, Li mengunggah surat yang ditandatanganinya di situs lokal China, Weibo dan menjelaskan duduk perkara yang dialaminya.
Sementara itu, terkait tuduhan terhadap Li, pemerintah lokal meminta maaf kepadanya tetapi dianggap sudah terlalu terlambat.
Pada saat itu penyebaran virus corona memang sudah terjadi tetapi pemerintah memperingatkan bahwa infeksi hanya dapat terjadi apabila adanya kontak dengan hewan yang juga terjangkit virus.
Hanya saja seminggu setelah Li datang dari kantor polisi, ia mengobati seorang wanita yang terkena penyakit glukoma.
Namun Li tidak mengetahui wanita tersebut telah terinfeksi virus corona.
Bukti bahwa infeksi virus corona tidak hanya melalui kontak hewan pun terbukti salah ketika Li mengunggah mengenai keadaan dirinya setelah bertemu dengan wanita yang diobatinya.
Ia mendeskripsikan kondisinya saat itu di Weibo pada 10 Januari 2020.
Pada postingan yang ia tulis, Li mulai batuk lalu di hari selanjutnya mengalami demam.
Kemudian berselang dua hari, dirinya pun dibawa ke rumah sakit.
Tidak hanya Li, orangtuanya juga merasa sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Berselang sepuluh hari setelah Li berada di rumah sakit, China mendeklarasikan adanya pandemi Covid-19.
Kemudian mengenai kondisi Li, dirinya pun dinyatakan meninggal dunia pada 7 Februari 2020 pada pukul 2.58 waktu setempat.
Berdasarkan cuitan dari media asal China, People's Daily China, dirinya meninggal karena terinfeksi virus corona.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Virus Corona