Dua Orang di Inggris Terinfeksi Demam Lassa, Penularannya Berkaitan dengan Tikus
Pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, Inggris mengidentifikasi kasus demam Lassa. UKHSA melaporkan dua orang didiagnosa menderita virus ini.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Mayoritas penderita penyakit ini akan sembuh total, meskipun keparahan dapat terjadi pada beberapa orang.
Gejala biasanya bertahap, dimulai dengan demam, kelemahan umum dan malaise.
Setelah beberapa hari, gejala dapat disertai sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot, nyeri dada, mual, muntah, diare, batuk, dan sakit perut, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam kasus yang parah, ada kemungkinan terjadi pembengkakan wajah, cairan di rongga paru-paru, pendarahan dari mulut, hidung, vagina, atau saluran pencernaan dan tekanan darah rendah.
Ketulian terjadi pada 25% pasien yang sembuh.
Dari setengah dari kasus ini, pendengaran kembali sebagian setelah satu hingga tiga bulan.
Menurut Halodoc, penyakit ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu dua minggu setelah timbul gejala.
Baca juga: Varian Baru Virus HIV Ditemukan, Berpotensi Lebih Menular dan Lebih Menyebabkan Penyakit Parah
Baca juga: 6 Obat Alami dari Bahan Dapur yang Bisa Mengobati Penyakit Kanker
Virus akan menyebabkan sejumlah organ dalam tubuh mati dan mengakibatkan gagalnya fungsi normal tubuh.
Sebelum kemunculan dua kasus ini, Inggris mencatat delapan kasus demam Lassa impor sejak 1980.
Dua kasus terakhir terjadi pada 2009 silam dan tidak ada bukti penularan lanjutan dari kedelapan kasus tersebut.
Menurut WHO, penyakit ini dapat disembuhkan dengan antivirus yang disebut dengan ribavirin, jika diberikan sejak awal kepada pengidapnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.