POPULER Internasional: Gautam Adani Miliarder Terkaya di Asia | Capres Kolombia Mabuk saat Pidato
Berita populer Internasional, di antaranya nama miliarder asal India, Gautam Adani menggeser Mukesh Ambani menjadi orang terkaya di Asia.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Nama miliarder asal India, Gautam Adani menggeser Mukesh Ambani menjadi orang terkaya di Asia.
Semantara itu, salah satu kandidat calon presiden Kolombia, Gustavo Petro minta maaf setelah kedapatan berpidato di bawah pengaruh minuman keras.
Puluhan satelit SpaceX jatuh dari orbit dan terbakar karena dihantam badai geomagnetik sehari setelah peluncuran.
Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa gas alam tidak akan mengalir melalui pipa Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman, jika Moskow menginvasi Ukraina.
Sebenarnya, apa itu Nord Stream 2?
Berikut berita populer Internasional selengkapnya.
1. Geser Mukesh Ambani, Ini Sosok Gautam Adani Miliarder Terkaya di Asia
Nama miliarder asal India, Gautam Adani menggeser Mukesh Ambani menjadi orang terkaya di Asia.
Dilansir CNN, pendiri Adani Group berusia 59 tahun ini memiliki perusahaan yang bergerak di bidang energi, pelabuhan dan logistik, pertambangan dan sumber daya, gas, pertahanan dan dirgantara serta bandara.
Menurut laporan Bloomberg Billionaires Index, Gautam Adani memiliki kekayaan bersih USD 88,5 miliar per Senin (7/2/2022).
Kekayaan miliarder asal India ini meroket selama pandemi Covid-19, seperti orang-orang kaya di dunia lainnya.
Tahun lalu, Adani hanya memiliki kekayaan bernilai kurang dari USD 40 miliar.
Baca juga: Kekayaannya Kalahkan Jeff Bezos dan Elon Musk, Siapa Miliarder India Gautam Adani?
Baca juga: Berita Foto : Protes Larangan Jilbab di Sekolah, Muslim India Turun ke Jalan
Namun dengan peningkatan signifikan itu, Adani kini berhasil melampaui rekan miliarder senegaranya, Mukesh Ambani, sebagai orang terkaya ke-10 di dunia.
Mukesh Ambani, bos perusahaan Reliance Industries ini memiliki kekayaan bersih sebesar USD 87,9 miliar.
Kini ia menduduki posisi ke-11 orang terkaya di dunia menurut Indeks Bloomberg.
Adani Group telah menunjukkan kinerja yang sangat baik di pasar saham India selama pandemi.
Saham Adani Enterprises melonjak lebih dari 1.000% di Bursa Efek Nasional di Mumbai sejak Juni 2020.
2. Viral Mabuk Saat Pidato, Kandidat Presiden Kolombia Minta Maaf dan Mengaku Lelah
Salah satu kandidat calon presiden Kolombia, Gustavo Petro minta maaf setelah kedapatan berpidato di bawah pengaruh minuman keras.
Dilansir France24, Gustavo Petro mengaku lelah dan jet-lag setelah perjalanan ke Eropa pada minggu sebelumnya.
Ia mengaku tidak mengatur alkohol yang dikonsumsinya sebelum menghadiri acara di Girardot, sebuah kota di barat daya Ibu kota Bogota.
"Saya meminta maaf kepada mereka yang menghadiri acara tersebut, komitmen yang saya janjikan untuk saya hormati meskipun saya lelah," kata Petro di Twitter.
Baca juga: Apa Itu Nord Stream 2 dan Mampukah Presiden Joe Biden Menghentikannya?
Baca juga: 13.000 Orang Tanda Tangani Petisi Tolak Pembangunan IKN, Presiden Diminta Fokus Hadapi Pandemi
Video Petro berpidato dalam kondisi mabuk tersebar luas di media sosial.
Dalam pidatonya, senator yang pernah menjadi anggota kelompok gerilya sayap kiri itu menyatakan:
"Semoga bendera merah dikibarkan kembali, semoga kota ini disebut merah ibu kota Kolombia lagi!"
3. 40 Satelit Starlink SpaceX Hancur Dihantam Badai Geomagnetik Sehari setelah Peluncuran
Puluhan satelit SpaceX jatuh dari orbit dan terbakar karena dihantam badai geomagnetik sehari setelah peluncuran.
Badai geomagnetik ini disebabkan oleh matahari yang memuntahkan partikel angin matahari yang akhirnya menabrak Bumi.
Partikel tersebut mengacaukan medan magnet Bumi, mengganggu satelit, meningkatkan hambatan, hingga mengacaukan orbitnya.
SpaceX mengatakan, 40 dari 49 satelit yang diluncurkan pada pekan lalu jadi korban.
Baca juga: SpaceX Milik Elon Musk Siap Pulihkan Jaringan Internet di Tonga
Baca juga: Berita Foto : Roket SpaceX Berhasil Meluncurkan Satelit Mata-mata AS
Padahal puluhan satelit tersebut harusnya bergabung dengan proyek internet Starlink.
Dilaporkan BBC pada Rabu (9/2/2022), Starlink merupakan proyek Elon Musk, bos SpaceX, untuk menyediakan layanan internet berkecepatan tinggi menggunakan ribuan satelit yang mengorbit.
Sistem ini relatif mahal, namun dapat digunakan di tempat-tempat yang tidak terjangkau kabel.
Salah satunya di Tonga, yang kehilangan akses komunikasi setelah kabel fiber optik bawah lautnya rusak akibat gempa dan tsunami pada Januari lalu.
Untuk mengatasi hal ini, SpaceX tengah membangun sebuah stasiun Starlink di dekat Fiji untuk memulihkan akses.
Sebanyak 49 satelit yang diluncurkan SpaceX minggu lalu dikerahkan dalam orbit awal yang meluncur serendah 130 mil (210 km) di atas Bumi pada titik terendahnya.
4. Apa Itu Nord Stream 2 dan Mampukah Presiden Joe Biden Menghentikannya?
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa gas alam tidak akan mengalir melalui pipa Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman, jika Moskow menginvasi Ukraina.
Sebenarnya, apa itu Nord Stream 2?
Mengapa pipa bawah laut senilai 11 miliar dolar Amerika atau setara dengan Rp 157,9 triliun itu menjadi masalah besar?
Berikut ini penjelasannya.
Baca juga: Joe Biden Pastikan Proyek Nord Stream 2 Gagal Jika Rusia Invasi Ukraina
Baca juga: Khawatir Rusia Semakin Kuat, AS Kembali Jatuhkan Sanksi Atas Pipa Nord Stream 2
Pipa yang membentang dari Rusia ke Jerman
Melansir CNN, pipa sepanjang 750 mil atau 1.207 kilometer itu selesai dibangun pada September, tetapi belum menerima sertifikasi akhir dari regulator Jerman.
Saat beroperasi, Nord Stream 2 mampu meningkatkan pengiriman gas langsung dari Rusia ke Jerman.
Amerika Serikat, Inggris, Ukraina dan beberapa negara Uni Eropa (UE) telah menentang pipa sejak diumumkan pada 2015, memperingatkan proyek tersebut akan meningkatkan pengaruh Moskow di Eropa.
Nord Stream 2 dapat menghasilkan 55 miliar meter kubik gas per tahun.
Itu lebih dari 50 persen dari konsumsi tahunan Jerman dan dapat bernilai sebanyak $15 miliar untuk Gazprom, perusahaan milik negara Rusia yang mengendalikan pipa, berdasarkan harga ekspor rata-rata pada tahun 2021.
(Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.