12 Orang Terluka Kena Pecahan Peluru setelah Pertahanan Udara Saudi Cegat Drone di Perbatasan Yaman
12 orang terluka terkena pecahan peluru setelah sistem pertahanan Udara Saudi mencegat dan menghancurkan pesawat tak berawak di dekat perbatasan Yaman
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Saluran berita Ekhbariya mengatakan, para pelancong dan pekerja dari berbagai negara terluka oleh puing-puing yang jatuh di sekitar Bandara Internasional Abha.
Hal ini berdasarkan laporan dari koalisi militer pimpinan Arab Saudi yang memerangi militan Houthi Yaman
Melansir Al Jazeera, sedikitnya 12 orang terluka terkena pecahan peluru setelah sistem pertahanan udara Saudi mencegat dan menghancurkan drone (pesawat tak berawak).
Operasi lalu lintas udara kembali normal setelah prosedur keselamatan standar dilakukan.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Al Arabiya TV, koalisi kemudian memperingatkan orang-orang di Ibu Kota Yaman yang dikuasai Houthi, Sanaa, untuk menghindari lokasi tersebut selama 72 jam ke depan.
Baca juga: Momen Dubes RI untuk Tunisia Hadiri Sidang Tesis Komparasi Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab
Baca juga: Ikuti Tren, Putri Saudi Reem Al Faisal Luncurkan Karya NFT
Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea mengatakan kelompok itu menyerang sasaran militer di Bandara Abha dengan pesawat tak berawak Qasef 2.
Pecahan dari serangan pesawat tak berawak yang jatuh di dalam lapangan bandara merusak beberapa fasad kacanya.
Dua warga negara Saudi, Bangladesh, Nepal, India, Filipina, dan Sri Lanka menderita luka ringan.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengutuk "serangan teroris" tersebut.
Sullivan mengatakan Washington berkomitmen untuk mendukung kerajaan dalam membela rakyat dan wilayahnya.
Baca juga: Drone Houthi Yaman Hantam Tanki Minyak dan Bandara di Abu Dhabi, UEA Bertekad Membalas
Baca juga: AS Kirim Jet Tempur ke UEA Setelah Serangan Rudal Houthi Yaman
Sering jadi sasaran Houthi
Bandara Abha sering menjadi sasaran serangan drone dan rudal Houthi.
Sebagian besar dicegat, tetapi sejumlah orang telah terbunuh dan terluka selama bertahun-tahun .
Koalisi telah memerangi Houthi sejak awal 2015 setelah kelompok itu menyingkirkan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dari kekuasaan di ibu kota, Sanaa.
Mereka secara teratur melakukan serangan udara terhadap apa yang dikatakan sebagai target militer Houthi di Yaman.
Houthi selama bertahun-tahun meluncurkan beberapa serangan drone dan rudal ke negara tetangga Arab Saudi, termasuk di bandara dan instalasi minyak.
Uni Emirat Arab, yang juga merupakan anggota koalisi pimpinan Saudi, juga menjadi sasaran selama sebulan terakhir.
Baca juga: UEA Cegat Rudal Houthi Yaman yang Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel
Houthi telah mengklaim bertanggung jawab atas sebagian besar serangan pesawat tak berawak dan rudal baru-baru ini di UEA.
Meskipun kelompok Irak yang kurang dikenal mengklaim berada di balik serangan pesawat tak berawak awal bulan ini.
Ini menunjukkan negara Teluk itu sekarang menjadi sasaran dari utara dan selatan.
PBB memperkirakan perang di Yaman telah menewaskan 377.000 orang pada akhir tahun 2021, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kelaparan dan penyakit – dengan 70 persen dari kematian itu adalah anak-anak.
Jutaan orang telah mengungsi, sementara hampir setengah dari 30 juta orang di negara itu tidak memiliki cukup makanan, menurut Program Pangan Dunia.
Berita lain terkait dengan Arab Saudi
Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)