Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Boris Johnson Isyaratkan Akhiri Pembatasan Covid-19 di Inggris, Siapkan New Normal

Johnson mengisyaratkan diakhirinya semua pembatasan Covid-19 di Inggris, termasuk persyaratan hukum untuk mengisolasi diri untuk kasus positif Covid.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Boris Johnson Isyaratkan Akhiri Pembatasan Covid-19 di Inggris, Siapkan New Normal
Adrian DENNIS / AFP / POOL
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengadakan konferensi pers untuk pembaruan Covid-19 terbaru di ruang pengarahan Downing Street di London pusat pada 8 Desember 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengisyaratkan berakhirnya semua pembatasan Covid-19 di Inggris, termasuk persyaratan hukum untuk mengisolasi diri dalam kasus positif Covid-19.

Melansir CNN, Johnson mengatakan dia akan mempresentasikan strategi pemerintah "untuk hidup dengan Covid" ketika parlemen kembali dari reses singkat pada 21 Februari.

"Jika data tren (penurunan) menggembirakan (seperti) saat ini terus berlanjut, saya berharap kami akan dapat mengakhiri pembatasan domestik terakhir," kata Johnson kepada anggota parlemen pada Rabu (9/2/2022).

"Termasuk persyaratan hukum untuk mengasingkan diri jika Anda dites positif - sebulan penuh lebih awal," imbuhnya.

Persyaratan bagi mereka yang dites positif virus Corona untuk mengisolasi diri saat ini akan berakhir pada 24 Maret.

Baca juga: Pasien Covid-19 Tanpa Gejala Diimbau Isoman, Paket Obat Telemedisin Diantar 1x24 Jam

Baca juga: Empat Staf Utama PM Johnson Resign Buntut Skandal Pesta Miras saat Inggris Lockdown

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengadakan konferensi pers untuk pembaruan Covid-19 terbaru di ruang pengarahan Downing Street di London pusat pada 8 Desember 2021.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengadakan konferensi pers untuk pembaruan Covid-19 terbaru di ruang pengarahan Downing Street di London pusat pada 8 Desember 2021. (Adrian DENNIS / AFP / POOL)

Berdasarkan peraturan di Inggris saat ini, orang harus mengisolasi setidaknya selama lima hari jika dihubungi oleh pelacak kontak Layanan Kesehatan Nasional.

Individu tersebut harus memberikan alamat mereka dan nama-nama orang dalam rumah tangga mereka.

Berita Rekomendasi

Tingkat infeksi Covid-19 di seluruh Inggris telah turun sejak puncaknya pada awal Januari, tetapi tetap angka infeksi relatif tinggi.

Pada Selasa (8/2/2022), 66.183 kasus virus corona baru tercatat di Inggris, dengan 314 kematian dalam 28 hari setelah tes positif, menurut data pemerintah terbaru.

Menurut angka terbaru dari Our World in Data, 72,9 persen populasi Inggris telah divaksinasi penuh terhadap Covid-19.

Baca juga: Boris Johnson Minta Maaf setelah Gelaran Pestanya saat Lockdown Terungkap ke Publik

Baca juga: PM Inggris Boris Johnson akan Telepon Putin untuk Hentikan Invasi Rusia ke Ukraina

Pada 1 Februari, Denmark menjadi negara pertama di Uni Eropa (UE) yang mencabut semua pembatasan terkait virus corona.

Menteri Kesehatan Denmark mengatakan kepada CNN bahwa vaksinasi dan booster yang meluas telah membantu negara itu membuka kembali perbatasannya, meskipun tingkat infeksinya tetap tinggi.

Baca juga: Ini Ciri-Ciri Gejala Omicron, OTG dan Ringan Diimbau untuk Isoman

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberi isyarat saat ia menghadiri briefing media tentang pembaruan Covid-19 terbaru di ruang pengarahan Downing Street, London pusat pada 27 November 2021. - Inggris akan mewajibkan semua penumpang yang tiba untuk mengisolasi sampai mereka dapat menunjukkan PCR negatif tes terhadap Covid-19, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan Sabtu setelah strain Omicron baru muncul. (Photo by Hollie Adams / POOL / AFP)
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberi isyarat saat ia menghadiri briefing media tentang pembaruan Covid-19 terbaru di ruang pengarahan Downing Street, London pusat pada 27 November 2021. - Inggris akan mewajibkan semua penumpang yang tiba untuk mengisolasi sampai mereka dapat menunjukkan PCR negatif tes terhadap Covid-19, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan Sabtu setelah strain Omicron baru muncul. (Photo by Hollie Adams / POOL / AFP) (AFP/HOLLIE ADAMS)

Membuka pintu air

Sementara pernyataan Johnson disambut baik beberapa orang di Inggris,banyak orang khawatir negara itu mungkin bergerak terlalu cepat untuk menghentikan langkah-langkah perlindungan.

Seorang juru bicara kelompok kampanye Covid-19 Inggris, Bereaved Families for Justice menuduh Johnson "membuka pintu air untuk Covid-19".

Johnson juga dinilai gagal mempertimbangkan konsekuensi bagi mereka yang paling rentan terhadap penyakit tersebut.

"Sementara Perdana Menteri membual tentang pencabutan pembatasan sebulan lebih awal, kami berjuang untuk mengikuti jumlah hati yang perlu digambar di Tembok Memorial Covid," kata Lobby Akinnola.

Baca juga: PM Inggris Boris Johnson Diduga Gelar Pesta Miras hingga Ultah saat Lockdown Covid-19

"Perdana Menteri mungkin berharap penyakit ini tidak lebih berbahaya daripada flu, tetapi kenyataannya adalah dia melemparkan yang paling rentan di masyarakat kita ke serigala."

Paul Hunter, Profesor Kedokteran di University of East Anglia, mengatakan kepada Science Media Center Inggris bahwa komentar Johnson pada Rabu "cukup mengejutkan," meskipun ada "alasan untuk optimis" dalam penurunan tingkat infeksi, terutama di kalangan anak-anak.

"Perlu ada prosedur yang kuat untuk memastikan infeksi pada kelompok ini didiagnosis lebih awal dan antivirus diberikan dalam beberapa jam setelah hasil positif," kata Hunter.

Baca juga: PM Inggris Boris Johnson Terancam Dilengserkan Partai Sendiri

Ilustrasi Omicron
Ilustrasi Omicron (The Weather Channel)

Simon Clarke, Associate Professor di Mikrobiologi Seluler di University of Reading, mengatakan kepada SMC bahwa kehati-hatian diperlukan.

"Itu akan menjadi eksperimen yang akan terbukti sangat berani atau sangat bodoh, tetapi tidak ada yang tahu pasti apa hasilnya," katanya.

"Omicron mungkin berkurang di Eropa tetapi bagian lain dunia masih mengalami gelombang infeksi," imbuhnya.

"Dalam keadaan seperti itu, seperti yang telah kita lihat sebelumnya, virus berada dalam posisi terbaik untuk bermutasi lagi, dan sama sekali tidak ada kepastian bahwa varian baru apa pun akan kurang berbahaya."

Berita lain terkait dengan Boris Johnson

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas