Jumlahnya Kian Menurun, Australia Peringatkan Koala Terancam Punah pada 2050
Australia secara resmi mendaftarkan koala di seluruh pantai timurnya sebagai satwa yang 'terancam punah' pada Jumat waktu setempat.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
"Kami tidak mampu lagi melakukan pembukaan lahan," kata Wellbelove.
Sementara itu, Yayasan Konservasi Australia mengatakan penelitiannya sendiri menunjukkan bahwa pemerintah federal telah menyetujui pembukaan lebih dari 25.000 hektar habitat koala sejak spesies itu dinyatakan rentan pada satu dekade lalu.
"Undang-undang lingkungan nasional Australia sangat tidak efektif, sehingga mereka tidak bisa berbuat banyak untuk membendung perusakan habitat koala yang sedang berlangsung di Queensland dan NSW sejak spesies itu seharusnya dilindungi satu dekade lalu. Kepunahan koala tidak harus terjadi," kata Manajer Kampanye Alam yayasan itu, Basha Stasak.
Stasak sangat mengecam proyek pembangunan yang merusak habitat koala.
"Kita harus berhenti membiarkan rumah mereka dibuldoser untuk tambang, perumahan baru, proyek pertanian dan penebangan industri," tegas Stasak.
Manajer Kampanye Satwa Liar di Dana Internasional untuk Kesejahteraan Hewan, Josey Sharrad mengatakan koala Australia memang telah hidup 'di ujung pisau', bahkan sebelum terjadinya kebakaran hutan 'Musim Panas Hitam' yang menghancurkan pada 2019 hingga 2020 karena pembukaan lahan, kekeringan, penyakit, serangan mobil, dan serangan anjing.
"Kita seharusnya tidak pernah membiarkan hal-hal ini sampai pada titik di mana kita berisiko kehilangan ikon nasional. Kebakaran semak adalah tantangan terakhir, ini harus menjadi peringatan bagi Australia dan pemerintah untuk bergerak lebih cepat demi melindungi habitat kritis dari pembangunan dan pembukaan lahan, serta secara serius menangani dampak perubahan iklim," kata Sharrad.