Dulunya Sangat Dilarang, Kini Arab Saudi Ikut Ramaikan Hari Valentine
Dulu dilarang di Arab Saudi, sekarang masyarakat sudah ikut merayakan Hari Valentine. Banyak toko yang menjual barang-barang spesial Valentine.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Setiap tanggal 14 Februari diperingati sebagai Hari Valentine.
Hari Valentine merupakan perayaan tahunan yang identik akan romansa dan cinta.
Sebagian besar negara di dunia ikut meramaikan hari kasih sayang ini, termasuk Arab Saudi.
Dulunya Hari Valentine sangat terlarang di Arab Saudi dan dianggap tidak sinkron dengan nilai-nilai Teluk Arab.
Namun sekarang, Hari Valentine dirayakan di Kerajaan dengan nuansa romantis, banyak pilihan hadiah, dan penawaran perjalanan komersial yang dirancang untuk membuat acara tersebut berkesan, seperti dikutip dari Arab News.
Arab Saudi kini menawarkan banyak pilihan petualangan romantis kepada pasangan yang sedang berkencan, mulai dari bersantap mewah di restoran kelas dunia hingga tempat menginap dan liburan indah di hutan belantara Arab.
Baca juga: Sejarah dan Makna Hari Valentine yang Diperingati Setiap Tanggal 14 Februari
Baca juga: 35 Quotes Hari Valentine dalam Bahasa Inggris dan Indonesia, Cocok Jadi Caption Instagram
Selain itu, banyak toko yang menjual pakaian berwarna merah dan pakaian dalam yang dipajang di etalase.
Itu menunjukkan semakin populernya Hari Valentine di Arab Saudi.
Lonjakan penjualan dan hadiah Valentine menjadi lebih umum di kalangan penduduk muda Saudi.
Akan tetapi tulisan "Valentine" tidak terlihat di mana pun.
"Manajemen telah meminta kami untuk mendekorasi etalase dengan pakaian dalam berwarna merah... tetapi tanpa menyebutkan Hari Valentine di mana pun," kata seorang penjual di mal Riyadh, seperti dikutip dari NDTV.
Pajangan tersebut mewakili perubahan di Arab Saudi, di mana polisi agama pernah menindak penjualan perlengkapan Hari Valentine dan bahkan pada orang-orang yang mengenakan pakaian merah selama festival 14 Februari.
Hari Valentine memiliki asal-usul yang tidak jelas sejak zaman Romawi, ketika beberapa martir Kristen bernama Valentine.
Perayaan untuk kekasih, yang ditandai secara luas di seluruh dunia, sangat dilarang di kerajaan ultrakonservatif yang hanya akan menandai hari libur Muslim dan hari nasionalnya di bulan September.