94 Orang Tewas akibat Banjir dan Tanah Longsor di Rio de Janeiro Brasil
Sedikitnya 94 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor di negara bagian Rio de Janeiro, Brasil. Hampir 400 orang kehilangan tempat tinggal.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya 94 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor yang melanda kawasan pegunungan di negara bagian Rio de Janeiro, Brasil.
Bencana terjadi di kota Petropolis setelah hujan deras selama tiga jam pada Selasa (15/2/2022).
Gubernur Rio de Janeiro, Claudio Castro mengatakan jumlah korban tewas bisa bertambah saat dilakukan pencarian di reruntuhan, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Castro menyebutkan, hampir 400 orang kehilangan tempat tinggal.
“Situasinya hampir seperti perang. Mobil-mobil tergantung di tiang, mobil terbalik, banyak lumpur dan air masih ada,” kata Castro.
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan mobil dan rumah terseret oleh tanah longsor, dan air berputar melalui Petropolis dan distrik tetangga.
Baca juga: Berita Foto : Banjir dan Longsor Terjang Brasil Tewaskan Puluhan Orang
Baca juga: 135 Keluarga Pengungsi Banjir Bandang Lebak Dapat Bantuan Alat Penyaring Air Minum
Jaringan televisi Globo menunjukkan rumah-rumah yang terkubur di bawah lumpur di daerah-daerah yang belum dapat diakses oleh petugas pemadam kebakaran.
“Ini menghancurkan. Kami tidak pernah membayangkan hal seperti ini,” kata seorang warga yang melarikan diri, Elisabeth Lourenco, kepada kantor berita AFP.
Dia mencengkeram dua tas di mana dia telah memasukkan beberapa pakaian ketika petugas darurat memerintahkan semua orang di daerah itu untuk mengungsi.
Sekitar 25,8 sentimeter hujan turun di daerah Petropolis dalam waktu hanya tiga jam pada hari Selasa, hampir sebanyak gabungan 30 hari sebelumnya.
“Ketika hujan turun paling deras, sejumlah besar lumpur mengalir ke lereng bukit, dan beberapa cabang pohon tumbang di rumah saya,” kata manikur berusia 32 tahun itu sambil menangis.
Balai kota Petropolis mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa banjir tersebut menyebabkan sejumlah besar insiden dan korban.
Sementara itu, penyelamatan serta pemulihan terus berlanjut.
Departemen pemadam kebakaran negara bagian mengatakan lebih dari 180 tentara telah dikerahkan sementara warga sipil juga bergabung dengan upaya pemulihan resmi.