Hong Kong Akan Tes Massal Covid-19 di Seluruh Kota, Datangkan Tenaga Kesehatan dari China
Hong Kong akan melakukan tes massal Covid-19 di seluruh kota dengan mendatangkan tenaga kesehatan dari China untuk mengatasi kasus Covid-19
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Pekerja medis China akan dibawa ke Hong Kong untuk menguji satu juta penduduk setiap hari untuk meningkatkan upaya membasmi kasus Covid-19.
Media lokal Sing Tao Daily pada Rabu (16/2/2022) malam mengutip sejumlah orang yang tidak disebutkan namanya bahwa warga yang menolak akan dikenakan denda 10 ribu dolar Hongkong ( sekitar Rp 10,6 juta).
Langkah ini merupakan bagian dari rencana untuk menguji massal seluruh kota, sebuah taktik yang digunakan di China daratan, sebagai pusat keuangan menghadapi wabah yang paling menantang.
Laporan itu mengutip HK01 yang menyebutkan pengujian di seluruh kota akan dimulai pada awal Maret dan dilakukan seminggu sekali selama tiga minggu, meskipun Hong Kong dan China daratan masih membahas rinciannya.
Seorang perwakilan dari pemerintah Hong Kong tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Baca juga: Hong Kong Kewalahan Hadapi Gelombang Kelima Covid-19, Kasus Berlipat Ganda 13 Kali dalam 2 Pekan
Baca juga: China Janji Dukung Hong Kong Saat Jumlah Kasus Infeksi Covid-19 Kian Melonjak
Wabah di China daratan telah berhasil diatasi melalui pengujian yang sering dan massal, tetapi China tidak pernah menggunakan tindakan tersebut dalam wabah sebesar ini.
Juga disebutkan bahwa belum diketahui di mana Hong Kong akan menampung warga yang ternyata positif Covid-19 nantinya.
"Pada tingkat penyebaran saat ini, mungkin ada puluhan ribu kasus baru setiap hari di awal Maret, dan kami tahu bahwa tidak setiap infeksi dikonfirmasi sehingga jumlah infeksi yang diambil dalam pengujian massal bisa sangat besar pada saat itu, " kata Profesor Benjamin Cowling, Kepala Epidemiologi di Universitas Hong Kong, seperti dilansir dari The Straits Times.
"Melakukan pengujian massal pada bulan April atau Mei, ketika gelombang kelima akan mereda dan kami kemudian memiliki kapasitas untuk mengisolasi yang positif, mungkin dapat membantu kota kembali ke nol kasus harian jika itu adalah tujuannya," katanya.
Presiden China Xi Jinping telah menyerukan kota berpenduduk sekitar 7,5 juta orang untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menahan Covid-19.
Baca juga: Berita Foto : Kasus Harian Meningkat, Warga Hong Kong Antre Tes Covid-19
Baca juga: Hong Kong Laporkan Kematian Covid-19 Pertama Sejak September 2021
Meluasnya wabah, yang terjadi setelah wilayah itu bebas virus beberapa bulan terakhir, telah merusak kebijakan China tentang nol kasus Covid-19 agar tidak ada patogen keluar.
Sementara bagian lain dunia mulai hidup berdampingan dengan Covid-19, Beijing terus berusaha mengeliminasi virus ini.
Di antara upaya Beijing adalah pengujian sebagai alat utama dalam gudang senjata yang juga mencakup kontrol perbatasan yang ketat dan karantina wajib yang panjang.
Rencana tes massal ini akan menjadi pertama kalinya sejak pandemi dimulai bahwa Hong Kong telah memberlakukan pengujian di seluruh kota, dengan varian Omicron yang lebih menular memberikan tantangan terberat untuk mempertahankan strategi "nol-Covid-19".
Catatan infeksi Hong Kong terus mencatat rekor, dengan 4.285 kasus baru pada Rabu (16/2/2022), serta 7.000 infeksi awal. Angka terakhir mencerminkan spesimen yang sedang menunggu tes konfirmasi kedua.
Baca juga: Kasus Covid-19 Pecah Rekor, Penduduk Hong Kong Panic Buying, Serbu Supermarket
Baca juga: Covid-19 Melonjak, Mulai Ada Pembatasan Sosial dan Kekurangan Sayuran, Warga Hong Kong Sengsara
Ada 16 pasien dalam kondisi kritis, semuanya dewasa, dan pejabat mengumumkan 10 kematian, termasuk seorang gadis berusia tiga tahun.
Kebijakan untuk mengisolasi semua kasus positif dan kontak dekat mereka membebani sistem medis kota.
Seseorang yang mengetahui tentang diskusi ini mengatakan bahwa Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam telah meminta pengembang properti besar untuk menyediakan ratusan kamar hotel untuk menampung kasus-kasus positif.
Omicron telah mengungkap kurangnya persiapan Hong Kong untuk wabah besar, dengan perubahan kebijakan hampir setiap hari untuk mencoba dan mempertahankan strategi yang ditinggalkan oleh tempat lain demi memperlakukan Covid-19 sebagai endemik. (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)