Gedung Putih: Biden akan Bertemu Putin Jika Invasi Ukraina Belum Terjadi
Presiden AS Joe Biden telah menyetujui pertemuan puncak (KTT) dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama Moskow tidak menyerang Ukraina.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W

Perusahaan satelit AS, Maxar, mengatakan gambar terbaru menunjukkan pengerahan peralatan lapis baja dan pasukan dari garnisun Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina.
"Kegiatan baru ini merupakan perubahan dalam pola penyebaran kelompok tempur (tank, pengangkut personel lapis baja, artileri dan peralatan pendukung) yang diamati sebelumnya," kata Maxar dalam rilisnya, Minggu.
Beberapa peralatan juga telah dikerahkan di sebelah timur Valuyki, Rusia, sekitar 15 km utara perbatasan Ukraina.
Sebelumnya, Rusia mengumumkan perpanjangan latihan militer 30.000 tentara di Belarus yang akan berakhir pada Minggu.
Belarusia menyatakan memburuknya situasi di Ukraina Timur menjadi alasan adanya perpanjangan latihan.
CBS News mewartakan laporan intelijen AS bahwa, komandan Rusia di lapangan telah menerima perintah untuk melanjutkan invasi dan sekarang membuat rencana pertempuran khusus tentang cara menyerang.
Laporan itu mengatakan invasi akan dimulai dengan serangan siber yang diikuti dengan kampanye misil dan serangan udara, sebelum unit darat berusaha merebut ibu kota Kyiv.

Baca juga: Kedutaan AS Imbau Warganya Berhati-hati dengan Ancaman Serangan Teror di Rusia
Baca juga: Rusia dan Ukraina Semakin Tegang, Sejumlah Maskapai Hentikan Penerbangan ke Kiev
Selain itu, seorang pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada CNN bahwa hampir 75% dari pasukan konvensional Rusia sudah bersiap di perbatasan Ukraina.
Namun, Menteri Pertahanan Ukraina, Alexei Reznikov, mengatakan serangan "besok atau lusa" tidak mungkin terjadi karena belum ada "kelompok penyerang" Rusia yang terbentuk di dekat perbatasan.
Ada kekhawatiran bahwa intervensi militer Rusia dapat memicu perang yang lebih parah daripada konflik di Ukraina timur yang telah menelan sedikitnya 14.000 nyawa.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)