Iran Kembalikan 820 Ribu Dosis Vaksin Covid-19 'Buatan AS' yang Disumbangkan oleh Polandia
Iran telah mengembalikan 820.000 dosis vaksin virus corona (Covid-19) yang disumbangkan oleh Polandia karena diproduksi di Amerika Serikat (AS).
Penulis: Rica Agustina
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Iran telah mengembalikan 820.000 dosis vaksin virus corona (Covid-19) yang disumbangkan oleh Polandia karena diproduksi di Amerika Serikat (AS), Aljazeera melaporkan.
Seorang pejabat kementerian kesehatan, Mohammad Hashemi mengatakan, Polandia menyumbangkan sekitar satu juta dosis vaksin AstraZeneca Inggris-Swedia ke Iran.
Akan tetapi, ketika vaksin diperiksa, Iran menemukan bahwa 820.000 dosis vaksin yang disumbangkan diimpor dari AS.
"Tetapi ketika vaksin tiba di Iran, kami menemukan bahwa 820.000 dosis yang diimpor dari Polandia berasal dari Amerika Serikat," kata Hashemi.
Setelah berkoordinasi dengan duta besar Polandia untuk Iran, akhirnya diputuskan vaksin buatan AS tersebut akan dikembalikan.
Baca juga: Jet Tempur Jatuh di Kawasan Perkotaan Iran, 2 Pilot dan Warga Sipil Tewas
"Setelah berkoordinasi dengan duta besar Polandia untuk Iran, diputuskan bahwa vaksin akan dikembalikan," jelas Hashemi.
Menteri Kesehatan Iran, Bahram Einollah, menulis dalam sebuah surat kepada kepala otoritas bea cukai bahwa meskipun ada jaminan dari Polandia, vaksin itu ternyata berasal dari sumber yang tidak sah.
Dia mengatakan penyedia Polandia telah berjanji akan mengganti vaksin dengan yang dari sumber resmi dan mengambil kembali vaksin yang dikembalikan.
Pada tahun 2020, Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Hosseini Khamenei, yang memiliki keputusan akhir tentang semua masalah negara, menolak segala kemungkinan vaksin AS atau Inggris memasuki negara itu, dan menyebutnya terlarang.
Iran sekarang hanya mengimpor vaksin Barat yang tidak diproduksi di AS atau Inggris.
Baca juga: Berita Foto : Polisi Bentrok dengan Pengunjuk Rasa Anti Vaksin Selandia Baru
Adapun Iran kini sedang berjuang dengan gelombang keenam infeksi Covid-19.
Pihak berwenang mengatakan varian Omicron yang cepat menular sekarang dominan di negara itu.
Dengan lebih dari 135.000 total kematian akibat Covid-19, menurut laporan resmi, Iran memiliki angka kematian nasional tertinggi di Timur Tengah.
Iran telah memvaksinasi sekitar 90 persen populasinya yang berusia di atas 18 tahun dengan dua dosis vaksin.