Jerman Setop Persetujuan Pipa Gas Nord Stream 2, Buntut Rusia Kerahkan Pasukan ke Ukraina
Kanselir Jerman, Olaf Scholz mengumumkan bahwa Jerman menghentikan proses sertifikasi pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia, Selasa (22/2/2022).
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
![Jerman Setop Persetujuan Pipa Gas Nord Stream 2, Buntut Rusia Kerahkan Pasukan ke Ukraina](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/nord-stream-2-ag.jpg)
Donetsk dan Luhansk yang secara kolektif dikenal sebagai Donbas, merupakan wilayah separatis yang didukung Rusia.
Keduanya memisahkan diri dari pemerintah Ukraina pada 2014 dan memproklamirkan sebagai "republik rakyat" yang independen.
Sejak saat itu, Ukraina mencatat ada 15.000 orang tewas dalam pertempuran dengan para pemberontak dari dua wilayah tersebut.
Rusia menyangkal terlibat dalam konflik saudara ini, namun pihaknya mendukung kelompok separatis melalui militer rahasia, keuangan, pasokan vaksin Covid-19, hingga pengadaan paspor.
![Sebuah mobil melaju menuju kota Avdiivka di wilayah Donetsk, di garis depan Ukraina timur dengan separatis yang didukung Rusia pada 21 Februari 2022. Para pemimpin pemberontak dari dua republik yang memproklamirkan diri di Ukraina timur meminta Presiden Rusia untuk mengakui kemerdekaan mereka yang memisahkan diri wilayah dalam banding terkoordinasi pada 21 Februari](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sebuah-mobil-melaju-menuju-kota-avdiivka-di-wilayah-donetsk.jpg)
Baca juga: Pernyataan Perang Putin Terhadap Ukraina
Baca juga: Putin Akui Dua Wilayah Separatis Ukraina Merdeka, Rusia Bakal Bebas Kirim Tentara?
Pada Senin (21/2/2022), untuk pertama kalinya Rusia menganggap Donbas bukan bagian dari Ukraina.
Ini bisa menjadi jalan bagi Moskow untuk mengirim pasukan militer ke wilayah separatis itu secara terbuka dengan dalih melindungi mereka dari Ukraina.
Alexander Borodai, seorang anggota parlemen Rusia dan mantan pemimpin politik Donetsk mengatakan bulan lalu, bahwa separatis akan meminta Rusia membantu mereka merebut kendali atas wilayah Donetsk dan Luhansk yang masih berada di bawah kendali pasukan Ukraina.
Jika itu terjadi, bisa memicu konflik militer terbuka antara Rusia dan Ukraina.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.