Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Bersumpah Beri Respons Keras terhadap Sanksi AS: Tidak Kalah Menyakitkan

Rusia pun menyerang balik AS dengan respons yang sama kuatnya dan diklaim akan sangat menyakitkan bagi negara yang dipimpin Presiden Joe Biden itu.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Daryono
zoom-in Rusia Bersumpah Beri Respons Keras terhadap Sanksi AS: Tidak Kalah Menyakitkan
AFP
Sebuah mobil melaju menuju kota Avdiivka di wilayah Donetsk, di garis depan Ukraina timur dengan separatis yang didukung Rusia pada 21 Februari 2022. Para pemimpin pemberontak dari dua republik yang memproklamirkan diri di Ukraina timur meminta Presiden Rusia untuk mengakui kemerdekaan mereka yang memisahkan diri wilayah dalam banding terkoordinasi pada 21 Februari 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Amerika Serikat (AS) telah memperkenalkan babak baru sanksi terhadap Rusia setelah Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin lalu mengakui kedaulatan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) di Donbass.

Sebagai gantinya, Rusia pun menyerang balik AS dengan respons yang sama kuatnya dan diklaim akan sangat menyakitkan bagi negara yang dipimpin Presiden Joe Biden itu.

"Tidak boleh ada keraguan, sanksi akan menghasilkan respons yang kuat, tidak harus simetris, namun harus diperhitungkan dengan baik dan menyakitkan bagi pihak Amerika," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Ukraina Timur: “Orang tidak pernah tahu, kapan penembakan dimulai”

Dikutip dari Laman Sputnik News, Kamis (24/2/2022), Rusia juga menekankan bahwa kebijakan sanksi Amerika kontraproduktif, namun juga menjadi refleksi bagi AS.

"Rusia telah membuktikan bahwa terlepas dari semua biaya, kami dapat meminimalkan kerusakan. Dan terlebih lagi, tekanan sanksi tidak dapat mempengaruhi tekad kami untuk membela kepentingan kami," tegas Kementerian Luar Negeri Rusia yang mencatat bahwa putaran sanksi anti-Rusia tidak akan mencapai tujuannya.

Pernyataan itu muncul sebagai tanggapan atas sanksi yang dijatuhkan oleh AS pada Selasa lalu.

BERITA TERKAIT

Sanksi yang menargetkan utang negara Rusia, serta beberapa bank dan individu Rusia itu diberlakukan secara resmi setelah negara itu mengakui kedaulatan dua republik Donbass, yakni DPR dan LPR, sebagai negara merdeka.

Putin telah menandatangani dekrit pada Senin lalu setelah para pemimpin kedua republik tersebut mengajukan banding ke Rusia, agar mendesak pasukan Ukraina menghentikan eskalasi di wilayah itu.

Keputusan itu diambil saat pasukan Ukraina diduga meningkatkan serangan mereka di republik Donbass pada pekan lalu, memaksa puluhan ribu warga sipil melarikan diri ke wilayah Rostov Rusia.

Baca juga: Kekhawatiran Perang dengan Rusia Meningkat, Ukraina akan Umumkan Keadaan Darurat Nasional

Beberapa aksi penembakan terhadap wilayah DPR dan LPR pun dikonfirmasi oleh misi pemantauan OSCE di Donbass.

Namun AS mengklaim serangan itu 'palsu' dan merupakan bagian dari provokasi yang direncanakan oleh Rusia untuk membenarkan 'intervensinya di Ukraina'.

Ini adalah esuatu yang dituduhkan negara Barat terhadap Rusia, dan secara tegas telah dibantah oleh negara itu.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas