Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa yang Dimaksud Putin dengan 'Denazifikasi' Ukraina, Mengapa Begitu Penting?

Saat kobaran api berkobar di lantai dua dan tiga gedung, beberapa ratus orang yang terperangkap dalam bangunan tersebut berusaha untuk melarikan diri.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Apa yang Dimaksud Putin dengan 'Denazifikasi' Ukraina, Mengapa Begitu Penting?
AFP/SERGEI MIKHAILICHENKO
Petugas polisi menahan seorang demonstran selama protes terhadap invasi Rusia ke Ukraina di Saint Petersburg tengah pada 24 Februari 2022. - Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada hari Kamis, menewaskan puluhan dan memicu peringatan dari para pemimpin Barat tentang sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. . Serangan udara Rusia menghantam instalasi militer di seluruh negeri dan pasukan darat bergerak dari utara, selatan dan timur, memaksa banyak warga Ukraina mengungsi dari rumah mereka karena suara bom. (Photo by Sergei MIKHAILICHENKO / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Saat Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dimulainya operasi militer khusus untuk melindungi Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) pada 24 Februari lalu, ia menggambarkan tujuannya sebagai 'demiliterisasi dan denazifikasi' Ukraina.

Juru bicaranya kemudian menjelaskan bahwa 'denazifikasi' berarti bahwa Rusia berencana untuk membebaskan Ukraina dari neo-Nazi, pendukung mereka, dan ideologi mereka.

Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (27/2/2022), Rusia telah berulang kali memperingatkan negara-negara asing tentang neo-Nazi yang mengambil alih Ukraina setelah kudeta yang didukung Barat pada 2014 lalu.

Namun, negara-negara Barat diduga memilih untuk mengabaikan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilakukan oleh rezim Ukraina.

Lalu apa saja kejahatan yang dimaksud Putin?

Membakar rumah serikat pekerja, dengan orang-orang yang masih ada di dalamnya

Berita Rekomendasi

Sebagai nasionalis dan neo-Nazi, pemerintah Ukraina secara ilegal merebut kekuasaan di seluruh penjuru negara itu.

Begitu pula dengan bentrokan antara neo-Nazi dan pengunjuk rasa anti-Maidan yang terjadi di seluruh negeri.

Namun apa yang terjadi di Odessa pada 2 Mei 2014 akan dikenang sebagai salah satu catatan tergelap dalam sejarah Ukraina.

Setelah pertempuran jalanan dengan neo-Nazi, para pengunjuk rasa anti-Maidan membarikade diri mereka di sebuah rumah serikat pekerja lokal.

Sedangkan lawan mereka, yang didukung oleh otoritas baru Ukraina, mengepung gedung dan membakarnya menggunakan bom molotov.

Saat kobaran api berkobar di lantai dua dan tiga gedung itu, beberapa ratus orang yang terperangkap dalam bangunan tersebut berusaha mati-matian untuk melarikan diri.

10 di antaranya jatuh hingga tewas, 32 lainnya meninggal karena luka bakar parah dan sesak napas akibat asap, sementara itu 250 lainnya berhasil lolos dari jebakan maut dengan menderita berbagai luka saat petugas pemadam kebakaran tiba di tempat kejadian satu jam setelah kebakaran terjadi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas