Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Konflik Rusia-Ukraina Diawali Masalah Etnis, Nation Building Dinilai Penting bagi Negara Ragam Etnis

Analis Politik Internasional Drs Ign Agung Setiawan, SE S.IKom MSi PhD memberikan tanggapannya terhadap adanya konflik Rusia dan Ukraina.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Konflik Rusia-Ukraina Diawali Masalah Etnis, Nation Building Dinilai Penting bagi Negara Ragam Etnis
AFP/ARIS MESSINIS
Seorang wanita menangis saat dia duduk di luar sebuah bangunan yang rusak akibat pemboman di kota Kharkiv, Ukraina timur pada 24 Februari 2022, saat angkatan bersenjata Rusia melancarkan invasi militer ke Ukraina. - Presiden Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari, menewaskan puluhan orang dan memaksa ratusan orang melarikan diri demi nyawa mereka di negara tetangga yang pro-Barat itu. Serangan udara Rusia menghantam fasilitas militer di seluruh negeri dan pasukan darat bergerak dari utara, selatan dan timur, memicu kecaman dari para pemimpin Barat dan peringatan sanksi besar-besaran. 

TRIBUNNEWS.COM - Analis Politik Internasional, Drs Ign Agung Setiawan SE S.IKom MSi PhD memberikan tanggapannya terkait konflik Rusia dan Ukraina yang terus memanas.

Agung menilai konflik antara Rusia dan Ukraina diawali oleh permasalahan etnis, yakni etnis Rusia yang tinggal di Ukraina.

Pasalnya, Ukraina adalah salah satu negara pecahan Uni Soviet, maka tak heran jika ada etnis Rusia yang tinggal di Ukraina.

Etnis Rusia tersebut pun merasa tidak puas dengan Ukraina dan ingin merdeka, sehingga mereka meminta bantuan kepada Rusia.

Permintaan bantuan pada Rusia inilah yang akhirnya menjadi pintu masuk bagi Rusia untuk memasuki wilayah Ukraina.

Petugas pemadam kebakaran bekerja di sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak di Koshytsa Street, pinggiran ibukota Ukraina Kyiv, di mana sebuah peluru militer diduga ditembakkan, pada 25 Februari 2022. - Pasukan Rusia yang menyerang menekan jauh ke Ukraina saat pertempuran mematikan mencapai pinggiran Kyiv, dengan Ledakan terdengar di ibu kota pada Jumat pagi yang digambarkan oleh pemerintah yang terkepung sebagai
Petugas pemadam kebakaran bekerja di sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak di Koshytsa Street, pinggiran ibukota Ukraina Kyiv, di mana sebuah peluru militer diduga ditembakkan, pada 25 Februari 2022. - Pasukan Rusia yang menyerang menekan jauh ke Ukraina saat pertempuran mematikan mencapai pinggiran Kyiv, dengan Ledakan terdengar di ibu kota pada Jumat pagi yang digambarkan oleh pemerintah yang terkepung sebagai "serangan roket yang mengerikan". Ledakan di Kyiv memicu hari kedua kekerasan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menentang peringatan Barat untuk melancarkan invasi darat skala penuh dan serangan udara yang dengan cepat merenggut puluhan nyawa dan menelantarkan sedikitnya 100.000 orang. (Photo by GENYA SAVILOV / AFP) (AFP/GENYA SAVILOV)

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Bikin Skuat Indonesia Undur Diri dari Polish Open 2022

"Yang menarik, konflik ini kan bermula dari etnis. Kalau kita lihat bahwa ternyata persoalan-persoalan etnis bisa memicu peperangan yang cukup besar."

"Nah ini kan bermula dari etnis Rusia yang hidup di Ukraina yang kemudian tidak puas dengan Ukraina, pengen merdeka, lalu meminta bantuan pada Rusia dan Rusia masuk ke Ukraina," kata Agung kepada Tribunnews.com, Minggu (27/2/2022).

Berita Rekomendasi

Agung pun menekankan, jika hal tersebut terus dibiarkan maka akan menjadi pembenaran untuk negara kuat masuk ke negara lain.

Dengan dalih ada sekelompok masyarakat atau etnis yang meminta bantuan.

"Kalau dibiarkan ini akan menjadi semacam pembenaran untuk negara-negara yang kuat untuk masuk ke negara lain."

"Dengan alasan itu ada sekelompok masyarakat yang minta bantuan pada saya, ya saya bantu, padahal itu kan di negara lain," terang Agung.

Baca juga: Peneliti Manfaatkan Google Maps untuk Melacak Pergerakan Warga Ukraina hingga Pasukan Militer Rusia

Pentingnya Nation Building

Agung mengatakan, persoalan etnis di Ukraina ini juga bisa menjadi persoalan di Indonesia.

Karena Indonesia termasuk negara yang memiliki banyak etnis, sehingga sangat rawan untuk dimainkan menjadi sebuah konflik.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas