Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

2 Miliarder Rusia Minta Putin Hentikan Perang di Ukraina: Perdamaian Sangat Penting

Dua miliarder Rusia, Mikhail Fridman dan Oleg Deripaska menentang invasi skala penuh yang dilancarkan Moskow ke Ukraina.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
zoom-in 2 Miliarder Rusia Minta Putin Hentikan Perang di Ukraina: Perdamaian Sangat Penting
Alexey NIKOLSKY / Sputnik / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di Kremlin di Moskow pada 21 Februari 2022. Dua miliarder Rusia, Mikhail Fridman dan Oleg Deripaska menentang invasi skala penuh yang dilancarkan Moskow ke Ukraina. 

"Saya seorang pengusaha dengan tanggung jawab kepada ribuan karyawan saya di Rusia dan Ukraina."

"Namun saya yakin bahwa perang tidak akan pernah bisa menjadi jawaban."

"Krisis ini akan menelan korban jiwa dan merusak dua negara yang telah bersaudara selama ratusan tahun," tulisnya.

"Meskipun solusi tampaknya sangat jauh, saya hanya bisa bergabung dengan mereka yang memiliki keinginan kuat untuk mengakhiri pertumpahan darah," tambahnya.

Perusahaan LetterOne milik Fridman memiliki aset di unit Ritel L1 termasuk pengecer makanan kesehatan Inggris Holland & Barrett, serta jaringan supermarket Spanyol DIA dan penyedia layanan telepon seluler Turkcell, yang memiliki pelanggan di Turki, Ukraina, Belarusia, dan Siprus.

Fridman dan Deripaska merupakan segelintir tokoh terkemuka Rusia yang meminta Presiden Vladimir Putin menghentikan operasi militer di Ukraina.

Baca juga: Rudal Rusia Menghantam Taman Kanak-kanak Ukraina, Satu Orang Anak Meninggal

Baca juga: Dampak Serangan ke Ukraina, Bank Sentral Rusia Naikkan Suku Bunga

Kendati demikian, lebih banyak oligarki Rusia yang tetap bungkam mengenai agresi militer.

Berita Rekomendasi

Sanksi-sanksi yang dijatuhkan Barat mungkin mulai menekan elit Moskow dari dunia bisnis dan keuangan sehingga mereka menyuarakan penolakan terhadap invasi.

Orang-orang terkaya di Rusia diperkirakan akan menghadapi pergolakan ekonomi yang signifikan jika sanksi terhadap Moskow terus meningkat.

Sanksi yang merugikan salah satunya yakni didepaknya beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran perbankan global Swift.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kiri) dan wakil presiden yang bertanggung jawab atas Kebijakan Luar Negeri Josep Borrell (kanan) memberikan pernyataan pers bersama tentang serangan Rusia ke Ukraina, di Brussels pada 24 Februari 2022, KTT khusus Uni yang disebut hari ini untuk
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kiri) dan wakil presiden yang bertanggung jawab atas Kebijakan Luar Negeri Josep Borrell (kanan) memberikan pernyataan pers bersama tentang serangan Rusia ke Ukraina, di Brussels pada 24 Februari 2022, KTT khusus Uni yang disebut hari ini untuk "membahas krisis dan tindakan lebih lanjut" yang "akan memberikan konsekuensi besar dan berat pada tindakan atas tindakannya".(Photo by Kenzo TRIBOUILLARD / POOL / AFP) (AFP/KENZO TRIBOUILLARD)

Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Baru

Uni Eropa menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan pencegah nuklir siaga tinggi.

Diantaranya yakni pembiayaan senjata untuk Ukraina, larangan total terhadap pesawat Rusia di wilayah udara Uni Eropa, dan membatasi media yang dikelola Kremlin.

Langkah-langkah ini datang dari sanksi yang sudah dijatuhkan oleh negara-negara Barat, termasuk pembekuan aset di bank-bank besar dan individu kaya, termasuk Putin sendiri.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas