2 Miliarder Rusia Minta Putin Hentikan Perang di Ukraina: Perdamaian Sangat Penting
Dua miliarder Rusia, Mikhail Fridman dan Oleg Deripaska menentang invasi skala penuh yang dilancarkan Moskow ke Ukraina.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
"Saya seorang pengusaha dengan tanggung jawab kepada ribuan karyawan saya di Rusia dan Ukraina."
"Namun saya yakin bahwa perang tidak akan pernah bisa menjadi jawaban."
"Krisis ini akan menelan korban jiwa dan merusak dua negara yang telah bersaudara selama ratusan tahun," tulisnya.
"Meskipun solusi tampaknya sangat jauh, saya hanya bisa bergabung dengan mereka yang memiliki keinginan kuat untuk mengakhiri pertumpahan darah," tambahnya.
Perusahaan LetterOne milik Fridman memiliki aset di unit Ritel L1 termasuk pengecer makanan kesehatan Inggris Holland & Barrett, serta jaringan supermarket Spanyol DIA dan penyedia layanan telepon seluler Turkcell, yang memiliki pelanggan di Turki, Ukraina, Belarusia, dan Siprus.
Fridman dan Deripaska merupakan segelintir tokoh terkemuka Rusia yang meminta Presiden Vladimir Putin menghentikan operasi militer di Ukraina.
Baca juga: Rudal Rusia Menghantam Taman Kanak-kanak Ukraina, Satu Orang Anak Meninggal
Baca juga: Dampak Serangan ke Ukraina, Bank Sentral Rusia Naikkan Suku Bunga
Kendati demikian, lebih banyak oligarki Rusia yang tetap bungkam mengenai agresi militer.
Sanksi-sanksi yang dijatuhkan Barat mungkin mulai menekan elit Moskow dari dunia bisnis dan keuangan sehingga mereka menyuarakan penolakan terhadap invasi.
Orang-orang terkaya di Rusia diperkirakan akan menghadapi pergolakan ekonomi yang signifikan jika sanksi terhadap Moskow terus meningkat.
Sanksi yang merugikan salah satunya yakni didepaknya beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran perbankan global Swift.
Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Baru
Uni Eropa menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan pencegah nuklir siaga tinggi.
Diantaranya yakni pembiayaan senjata untuk Ukraina, larangan total terhadap pesawat Rusia di wilayah udara Uni Eropa, dan membatasi media yang dikelola Kremlin.
Langkah-langkah ini datang dari sanksi yang sudah dijatuhkan oleh negara-negara Barat, termasuk pembekuan aset di bank-bank besar dan individu kaya, termasuk Putin sendiri.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani/Nuryanti)