SOSOK Viktor Medvedchuk, Politikus Ukraina Favorit Rusia, Dilaporkan Kabur dari Tahanan Rumah
Siapa Viktor Medvedchuk? Politikus Ukraina yang disebut-sebut Pro-Rusia. Dilaporkan kabur dari tahanan rumah.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Politikus oposisi Ukraina Viktor Medvedchuk dilaporkan kabur dari tahanan rumah, Minggu (28/2/2022).
Dilansir Reuters, kabar tersebut disampikan oleh Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko yang kemudian dibantah oleh pengacara Medvedchuk, Larysa Cherednychenko.
Cherednychenko mengatakan Medvedchuk dipaksa untuk pindah lokasi karena ancaman dari kelompok nasionalis.
"Sehubungan dengan adanya bahaya nyata, serta kebutuhan untuk memastikan perlindungannya, Viktor Medvedchuk dievakuasi ke tempat yang aman di Kyiv," ungkap Cherednychenko.
"Medvedchuk akan terus memenuhi kewajiban hukumnya selama persidangan kasus makar," tambahnya.
Baca juga: Lebih dari 70 Tentara Ukraina Tewas dalam Serangan Rusia di Pangkalan Militer Dekat Kharkiv
Baca juga: Disney Hentikan Perilisan Teater di Rusia, Kutuk Invasi Terhadap Ukraina
Medvedchuk, pemimpin Platform Oposisi Ukraina - For Life, berada di bawah tahanan rumah sejak Mei 2021 lalu.
Ia menghadapi tuduhan makar dan mencoba untuk menjarah sumber daya negara di Krimea, bagian dari Ukraina yang dicaplok Rusia pada tahun 2014.
Sosok Viktor Medvedchuk dan Hubungannya dengan Vladimir Putin
Dilansir The Washington Post, Vladimir Putin adalah ayah baptis dari putri Viktor Medvedchuk.
Putin dan Medvedchuk pernah berlibur bersama dan bertemu untuk menyaksikan balapan Formula One.
Viktor Medvedchuk merupakan pemimpin partai paling terkemuka di Ukraina yang dikenal bersahabat dengan Kremlin.
Ia memanfaatkan kedekatannya dengan Putin untuk memantapkan dirinya sebagai salah satu pialang politik paling berpengaruh di belakang layar Ukraina selama lebih dari tiga dekade.
Hal itu juga membuatnya menjadi orang yang sangat kaya.
Pada 2021, majalah Forbes memperkirakan Medvedchuk memiliki kekayaan $620 juta.
Posisinya sebagai salah satu politikus Ukraina yang menjadi favorit Kremlin membuat namanya disorot.
Para analis menyebut jika Moskow berhasil menduduki Ukraina, partai Platform-For Life Oposisi milik Medvedchuk dapat menyediakan kumpulan politisi di mana Kremlin bisa membentuk pemerintahan boneka, yang sesuai dengan keinginannya.
Medvedchuk membantah bahwa partainya adalah pro-Rusia.
Namun, partainya mendorong hubungan politik dan ekonomi yang lebih dekat dengan Moskow.
Sejumlah anggotanya juga menirukan poin pembicaraan Kremlin.
Hubungannya dengan Putin telah berlangsung lebih dari 20 tahun.
Medvedchuk sering mengunjungi pemimpin Rusia di rumahnya di Moskow dan Sochi, bergabung dengan Putin untuk menonton balapan dan melawan turnamen sambo.
Setelah Rusia mencaplok semenanjung Krimea Ukraina pada tahun 2014, pemerintah AS memberi sanksi kepada Medvedchuk.
Medvedchuk dianggap berkontribusi pada situasi saat itu di Ukraina.
Ia juga memimpin sebuah organisasi yang dinilai terlibat dalam tindakan atau kebijakan yang merusak proses atau institusi demokrasi di Ukraina.
Tetapi ketika konflik dengan separatis yang didukung Moskow meletus di Ukraina timur beberapa bulan kemudian, pejabat Ukraina menganggap Medvedchuk sebagai perantara yang baik untuk Kremlin.
Medvedchuk dianggap dapat menyampaikan pesan kepada pejabat Rusia dan membantu merundingkan pertukaran tahanan dengan militan.
Namun peran Medvedchuk sebagai mediator berakhir setelah terpilihnya Volodymyr Zelensky sebagai presiden Ukraina pada 2019.
Pada Februari 2021, Zelensky menandatangani dekrit yang menuduh Medvedchuk mendanai terorisme.
Aset Medvedchuk juga dibekukan.
Keputusan tersebut memblokir transmisi tiga stasiun televisi yang terkait dengan Medvedchuk yang dituduh menyiarkan propaganda pro-Kremlin.
Pada bulan Mei, jaksa menuduh Medvedchuk melakukan pengkhianatan tingkat tinggi atau makar.
Medvedchuk lalu ditempatkan di bawah tahanan rumah.
Moskow mengutuk tindakan itu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut tuduhan pengkhianatan itu sebagai "perburuan penyihir."
Vladimir Putin mengatakan tindakan itu sebagai pembersihan bidang politik yang dapat mengubah Ukraina menjadi semacam "anti-Rusia."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)