UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina, Lebih dari 20 Orang Terluka dalam Serangan di Kharkiv
Ledakan yang menghantam kota terbesar kedua di Ukraina itu merusak gedung administrasi dan bangunan yang ada di dekatnya, 20 orang terluka
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Layanan Darurat Negara Pemerintah Ukraina menerangkan dalam video yang diunggah di akun Facebook resminya bahwa lebih dari 20 orang terluka dalam serangan di Kota Kharkiv, Selasa (1/3/2022).
Dikutip dari CNN, ledakan yang menghantam kota terbesar kedua di Ukraina itu merusak gedung administrasi dan bangunan yang ada di dekatnya.
"Akibat tembakan artileri, orang-orang terperangkap di bawah reruntuhan," kata seorang anggota militer dalam sebuah video.
"Kepala tim penyelamat melaporkan lebih dari 20 orang terluka," terangnya.
Baca juga: UPDATE Volodymyr Zelensky Tegaskan Lindungi Ukraina adalah Prioritas Utama
Baca juga: Netflix Tidak akan Tayangkan Siaran Pemerintah Rusia
Diketahui, ada delapan tim penyelamat darurat di lokasi kejadian, 80 staf dan sukarelawan membantu memiliah puing-puing, menyeretnya untuk menemukan korban terluka maupun yang tewas.
"Pekerjaan masih berlangsung," kata anggota militer itu dalam video.
Volodymyr Zelensky tuduh Rusia lakukan kejahatan perang
Menanggapi serangan di kota Kharkiv, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia melakukan kejahatan perang atas ledakan tersebut.
Zelensky mengatakan dalam lima hari, ada 56 serangan rudal dan 113 rudal jelajah diluncurkan di Ukraina oleh pasukan Rusia.
Pada Senin (28/2/2022), Zelensky mengatakan pasukan Rusia dengan brutal menembaki kota Kharkiv dari artileri jet.
"Itu jelas merupakan kejahatan perang," tegas Zelensky.
Baca juga: Dampak Invasi ke Ukraina, Warner Bros Hentikan Perilisan The Batman di Rusia
Baca juga: Sabuk Hitam Taekwondo Presiden Vladimir Putin Dicabut Gara-gara Rusia Invasi Ukraina
Penyelidikan internasional
Di hari yang sama, Pengadilan Kriminal Internasional mengatakan akan membuka penyelidikan atas invasi Rusia ke Ukraina.
Rusia menyatakan bahwa mereka tidak menargetkan infrastruktur sipil di Ukraina.