Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Chechnya Bantu Rusia Serang Ukraina, Pakar: Mereka Sedang Tunjukkan Kesetiaannya kepada Putin

Direktur Indonesia Center for Middle East Studies (ICMES), Dina Y Sulaeman memberikan dua alasan di balik ikut sertanya Chechnya menyerang Ukraina.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Chechnya Bantu Rusia Serang Ukraina, Pakar: Mereka Sedang Tunjukkan Kesetiaannya kepada Putin
Kolase Tribunnews
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Republik Chechnya Ramzan Kadyrov. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemimpin wilayah Chechnya, Ramzan Kadyrov, sekaligus sekutu Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan pasukannya turut dikerahkan di Ukraina.

Kenapa Chechnya bantu Rusia menyerang Ukraima?

Direktur Indonesia Center for Middle East Studies (ICMES), Dina Y Sulaeman memberikan dua alasan di balik ikut sertanya Chechnya menyerang Ukraina.

Menurut Dina, ikut sertanya Chechnya membantu Rusia menyerang Ukraina tidak bisa dilepaskan dari peran Ramzan Kadyrov, yang memiliki kedekatan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Dia (Ramzan Kadyrov ini adalah seorang yang sangat dekat dengan Putin,” ujar Dina dalam Tribun Corner di kanal YouTube Tribunnews.com, Rabu (2/3/2022).

Tribun Cornergh
Tribun Corner

“Kalau orang Indonesia mungkin terkejut ya, karena buat orang Indonesia banyak yang mengira Rusia itu adalah rezim komunis. Jadi masih disamakan dengan Uni Soviet dulu.”

Berita Rekomendasi

“Jadi bagaimana mungkin ada Pasukan Islam yang mendukung rezim komunis. Dan ini perlu diklarifikasi juga bahwa Rusia bukan lagi razim komunis,” jelasnya.

Dina melanjutkan, Presiden Putin memberikan dukungan dan bantuan yang sangat besar kepada Republik Chechnya.

“Jadi Ramzan Kadyrov ini mendapatkan dana yang sangat besar untuk melakukan pembangunan di negaranya.”

“Dan bahkan membangun sebuah masjid yang sangat besar yang digunakan juga untuk pendidikan,” jelasnya.

Karena itu, kebijakan Putin terhadap Chechnya sangat mengundang simpati dan diterima oleh rakyat muslim Chechnya.

“Sehingga sekarang mereka menunjukkan kesetiaannya kepada Presiden Putin ketika di saat-saat yang memang genting seperti ini, yang ketika Rusia seolah-olah sendirian dalam konflik ini,” ucapnya.

Selain itu juga, Chechnya ingin menyerang kekuatan besar di balik Ukraina.

Menurut Dina dukungan Presiden Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melawan kekuatan besar Amerika Serikat.

"Jadi pemetaan dukungan Chechnya itu adalah Rusia sedang melawan kekuatan besar yaitu Amerika Serikat (AS), dan AS ini punya proksi di Ukraina,"

"Jadi saya rasa Chechnya tahu yang ia lawan bukan semata-mata Ukraina tetapi kekuatan besar di belakangnya yang berperan melakukan kejahatan di negara-negara muslim," kata Dina.

Diwartakan Tribunnews.com, beberapa waktu lalu Garda Nasional Ukraina membagikan video di akun Twitternya yang menunjukkan seorang pria mengolesi pelurunya dengan lemak babi.

Dilansir Al Jazeera, aksi itu dilakukan anggota Batalyon Azov.

Batalyon Azov merupakan unit militer infanteri sayap kanan ultra-nasionalis yang dilaporkan menganut ideologi supremasi kulit putih dan neo-Nazi.

Unit operasi khusus ini memerangi pasukan separatis Rusia dalam Perang Donbas bersama militer Ukraina pada 2014.

Dalam video yang diposting pada 27 Februari 2022 itu, seorang pria yang memakai penutup kepala terlihat mencelupkan peluru ke dalam sesuatu yang diduga lemak babi.

Pria yang disebut anggota pejuang Azov tersebut melakukan aksinya sambil bicara kepada pasukan Chechnya.

"Saudara-saudara Muslim yang terhormat. Di negara kami, Anda tidak akan masuk surga. Anda tidak akan diizinkan masuk surga."

"Silakan pulang. Di sini, Anda akan menemui kesulitan. Terima kasih atas perhatiannya, selamat tinggal," ujar pria tersebut.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas