UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina: Pesawat Kiamat Putin Mulai Lepas Landas, Disebut Anti Ledakan Nuklir
Berikut update perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, terbaru sebuah laporan menyebut pesawat kiamat milik Rusia mulai terbang.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah pesawat anti nuklir milik Rusia tampak lepas landas di langit Moskow, Rusia.
'Pesawat kiamat' sebutannya, dioperasikan oleh Angkatan Udara Rusia.
Menurut media pemerintah Rusia, pesawat model baru ini memiliki kemampuan untuk menahan ledakan nuklir.
Fungsinya sebagai pos komando dan kontrol udara potensial bagi pejabat tinggi saat kondisi bencana, juga konflik bersenjata nuklir.
Laporan penerbangan itu armada milik Presiden Rusia, Vladimir Putin tersebut telah menimbulkan kekhawatiran khusus bahwa perang nuklir bisa terjadi di tengah konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
Dikutip dari Express.co.uk, Jumat (4/3/2022), data dari FlightRadar24 menunjukkan sebuah pesawat dengan kode RSD980 yang digambarkan sebagai Rossiya atau Skuadron Penerbangan Khusus beredar di atas Moskow.
Baca juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina, Harga Minyak Melejit, Rupiah Berpotensi Melemah
Data menunjukkan bahwa pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Internasional Moskow Vnukovo pada pukul 16.16 waktu setempat.
Dan jalur penerbangan menunjukkan pesawat melakukan banyak sirkulasi di wilayah udara di atas Moskow.
Pesawat tersebut beredar selama 3 jam 41 menit, dan kembali mendarat di Bandara Internasional Moskow Vnukov.
Menurut kantor berita pemerintah RIA Novosti, yang mengutip sebuah sumber di kompleks industri militer negara, mengungkap pengerjaan "pesawat kiamat" generasi ketiga tersebut dilalukan di Voronezh pada Juli tahun lalu.
Tass, outlet lain yang dikelola negara Rusia, juga mengatakan pesawat baru didasarkan pada Il-96-400M, sebuah pesawat yang dirancang Soviet, dan akan menggantikan armada Il-80 Rusia saat ini.
Berbeda dengan model yang menjadi dasarnya, "pesawat kiamat" tidak memiliki jendela yang dimaksudkan untuk melindungi mereka yang ada di dalamnya dari ledakan nuklir.
"Pesawat Kiamat" dapat beroperasi sebagai pusat komando dan kendali udara yang dapat digunakan untuk mengevakuasi pejabat tinggi dalam keadaan darurat.
Pesawat tersebut dilengkapi dengan teknologi untuk mengarahkan angkatan bersenjata jika terjadi bencana seperti perang nuklir.
Baca juga: Reaksi Pemimpin Dunia saat Rusia Serang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ukraina
Satu-satunya negara yang telah merancang dan memproduksi pesawat semacam itu adalah Amerika Serikat dan Rusia.
Menurut Angkatan Udara, pesawat kiamat dilindungi oleh gelombang elektromagnetik, terlindung dari efek nuklir dan termal.
Teknologi satelit yang digunakan di dalam pesawat juga menawarkan kemampuan komunikasi di seluruh dunia.
33 Korban Tewas di Ukraina
Setidaknya 33 orang tewas ketika pasukan Rusia menyerang daerah pemukiman, termasuk sekolah dan gedung apartemen bertingkat tinggi, di kota Chernihiv, Ukraina utara, Kamis (3/3/2022).
Layanan darurat Ukraina juga mengatakan 18 orang terluka dalam serangan itu.
Diketahui Kota Chernihiv terletak 120 kilometer (75 mil) timur laut Kyiv.
Wakil Wali Kota Chernihiv Regina Gusak mengatakan bahwa kota itu dilanda "serangan bom" Rusia, dikutip Tribunnews dari NDTV.
Layanan darurat Ukraina merilis gambar yang menunjukkan gumpalan asap keluar dari apartemen yang rusak berat, dengan puing-puing berserakan di halaman dan penyelamat membawa mayat dengan tandu.
“Pesawat Rusia juga menyerang dua sekolah di daerah Staraya Podusivka (di Chernihiv) dan rumah-rumah pribadi. Tim penyelamat sedang bekerja di daerah itu,” kata Gubernur wilayah Chernihiv, Vyacheslav Chaus.
Baca juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina, Harga Minyak Melejit, Rupiah Berpotensi Melemah
Sejak menginvasi Ukraina seminggu yang lalu, Rusia mengatakan bahwa mereka tidak menargetkan wilayah sipil, meskipun ada bukti yang menyatakan sebaliknya.
Ukraina mengatakan sedikitnya 350 warga sipil telah tewas sejak Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangannya.
Serangan itu terjadi saat pejabat Ukraina dan Rusia berkumpul untuk membicarakan gencatan senjata di perbatasan Belarusia-Polandia, Kamis.
Putin pada hari Kamis berjanji untuk melanjutkan invansinya di Ukraina, dalam sebuah panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Pemimpin Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur bahkan ketika rentetan sanksi Barat yang disebut akan menghancurkan ekonomi Rusia.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.