Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Target Penjualan Kaos Jepang Ini 20 Miliar Yen, Mengincar Pasar Indonesia

Kaos dibuat di dalam negeri Jepang dengan bahan dan jahitan khusus sehingga bisa pas pada badan

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Target Penjualan Kaos Jepang Ini 20 Miliar Yen, Mengincar Pasar Indonesia
Richard Susilo
Takashi Sasaki, CEO Relive Co.Ltd. 

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Produsen kaos khusus Jepang ini sedang naik daun di Jepang.

Penjualannya hampir 10 miliar yen tahun lalu dan kini menargetkan 20 miliar yen atau Rp2 triliun dan mengincar pasar Indonesia.

"Bagi kami yang penting masyarakat pengguna bisa senang dan bahagia setelah menggunakan kaos kami," papar  Takashi Sasaki, CEO Reliv Co Ltd khusus kepada Tribunnews.com siang ini (23/1/2025).

Kaos dibuat di dalam negeri Jepang dengan bahan dan jahitan khusus sehingga bisa pas pada badan.

Bahkan memakai kaos tersebut bisa semakin sehat orang tersebut.

Tribunnews.com mencoba memakai kaos tersebut, bahkan juga topi yang dibuat oleh Relive.

Badan yang lemah dengan berbagai cobaan tarikan tangan dan gerakan kepala, setelah pakai kaos dan topi Relive, berubah badan menjadi terasa lebih kuat, lebih sehat setelah menggunakan kaos dan topi produksinya.

Berita Rekomendasi

 Sasaki lantas membeberkan rahasianya.

Baca juga: Dukung Tim Indonesia di Osaka, Kelompok Pencinta Jepang akan Bagikan Kaos dan Tiket Sepakbola Gratis

"Saya mempelajari beberapa tahun struktur manusia dan mendengar banyak komentar pengguna produk saya dan melihat adanya titik-titik di tubuh manusia yang harus disesuaikan dengan produk yang saya buat dan ternyata berhasil. Sudah kami patent kan di Jepang teknologi ini," katanya.

Kaos dan produksi Relive saat ini memang sangat laku terjual, lagi naik daun di Jepang karena selain kehebatan manfaat penggunaan produk di badan juga terdorong oleh iklan di berbagai televisi Jepang.

"Dulu saya buat Youtube dan ternyata menjadi banyak pengikutnya lalu perusahaan kami beriklan di TV serta menggunakan talenta terkenal Jepang pula sehingga semakin populer lagi produk Relive," katanya.

Salah satu kesaksian yang difilmkan Relive, dua nenek terpisah berbeda, yang sudah sulit berjalan, bahkan satu orang menggunakan tongkat, dengan menggunakan produk Relive, nenek itu menjadi mudah berjalan bahkan tak perlu pakai tongkat lagi.

"Kami kini mengincar Indonesia dengan pasar yang cukup besar itu. Populasi 280 juta orang luar biasa banyak namun bukan uang tapi kebahagiaan masyarakat Indonesia paling utama bagi kami,  kalau semakin sehat kami jauh lebih bahagia lagi dalam usaha ini," katanya.

Lalu bagaimana rencananya?

"Tentu dengan membuat perusahaan di Indonesia suatu waktu nanti. Setelah usaha kami berhasil, keuntungan sebagian akan kami berikan ke anak-anak di Indoensia yang membutuhkannya, khususnya bidang pendidikan supaya pendidikan mereka semakin lancar lagi semakin bahagia. Anak-anak itu adalah masa depan sebuah bangsa harus kita jaga dengan baik bersama-sama."

Jumlah toko Relive di Jepang sekitar 100 toko terbesar dari Hokkaido sampai dengan Okinawa dan penjualannya sangat maju sekali saat ini berkat produknya, misalnya kaos, tetapi bisa menyehatkan penggunanya.

"Itu memang target saya membuat produk yang bisa membuat orang senang menggunanya, bukan sekedar produk biasa yang dijual ke masyarakat," lanjutnya lagi.

Sasaki juga secara serius melihat kemungkinan membuat produknya di Indonesia di masa mendatang, "Masih kita pelajari lebih lanjut dengan serius ya."

Diskusi mengenai Relive juga dilakukan kelompok Pencinta Jepag gratis silakan email ke: tkyjepang@gmail.com. (Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas