Senator AS Dikecam setelah Sebut Ingin Presiden Rusia Vladimir Putin Dibunuh
Seorang senator AS dari artai Republik Lindsey Graham dikecam setelah meminta seseorang di lingkaran dalam Presiden Vladimir Putin untuk membunuhnya.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Seorang senator AS dari partai Republik Lindsey Graham dikecam setelah meminta seseorang di lingkaran dalam Presiden Vladimir Putin untuk membunuhnya.
Dilansir BBC, Lindsey Graham mengatakan satu-satunya cara invasi Rusia ke Ukraina berakhir adalah "seseorang di Rusia membawa orang ini (Putin) keluar".
Dalam cuitannya, Republikan ini secara blak-blakan bertanya apakah Rusia memiliki 'Brutus' yang dapat mengalahkan Putin dan mengakhiri perang.
"Apakah ada Brutus di Rusia? Apakah ada Kolonel Stauffenberg yang lebih sukses di militer Rusia?" cuit senator ini.
Brutus adalah politikus Romawi yang membunuh Julius Caesar.
Baca juga: Mantan Juara Tinju Dunia Ukraina Masuk dalam Daftar Orang yang Diburu Rusia
Baca juga: Menlu AS Tuduh Serangan Rusia Semakin Brutal di Ukraina
Sementara Kolonel Claus von Stauffenberg adalah tentara Jerman yang dikenal karena berusaha membunuh Adolf Hitler pada 1944.
Komentar Graham ini membuat marah Duta Besar Rusia untuk AS.
Anatoly Antonov menilai senator dari Carolina Selatan ini keterlaluan.
"Sulit dipercaya bahwa seorang senator suatu negara yang mengkhotbahkan nilai-nilai moralnya sebagai 'bintang pemandu' bagi seluruh umat manusia dapat melakukan seruan terhadap terorisme sebagai cara untuk mencapai tujuan Washington di arena internasional," kata Antonov.
Selain menyerukan pembunuhan, Graham juga mendorong masyarakat Rusia untuk menggulingkan pemerintahannya.
"Kecuali jika Anda ingin hidup dalam kegelapan selama sisa hidup Anda, terisolasi dari seluruh dunia dalam kemiskinan, dan hidup dalam kegelapan, Anda perlu melangkah maju," cuitnya.
Dalam konferensi pers Jumat (4/3/2022) lalu, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengutuk pernyataan Graham.
"Itu bukan posisi pemerintah Amerika Serikat dan tentu saja bukan pernyataan yang akan Anda dengar dari mulut siapa pun yang bekerja di pemerintahan ini," jawab Psaki.
Ketika ditanya apakah Presiden Joe Biden memiliki pandangan yang sama dengan Graham, Psaki kembali mengutuk gagasan itu.