13 Hari Perang, Dua Jenderal Rusia Dikabarkan Tewas di Tangan Tentara Ukraina
Kementerian pertahanan Rusia tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar terkait klaim Ukraina telah membunuh jenderal Rusia.
Editor: Hasanudin Aco
![13 Hari Perang, Dua Jenderal Rusia Dikabarkan Tewas di Tangan Tentara Ukraina](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/mayor-jenderal-vitaly-gerasimov.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Intelijen militer Ukraina mengeklaim pada Selasa (8/3/2022), bahwa pasukan Ukraina telah membunuh seorang jenderal Rusia di dekat Kota Kharkiv yang terkepung.
Jika benar klaim itu maka dia menjadi komandan senior kedua dari Rusia yang tewas dalam invasi tersebut.
“Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov, Wakil Komandan Pertama tentara ke-41 Rusia, tewas pada Senin (7/3/2022),” kata Kepala Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.
Kementerian pertahanan Rusia tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar terkait klaim Ukraina telah membunuh jenderal Rusia.
Baca juga: Profil Pasha Lee, Aktor Kawakan Ukraina yang Tewas Ditembak Tentara Rusia
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut.
Sejauh itu dua jenderal Rusia tewas dalam pertempuran kedua negara.
Kini invasi Rusia ke Ukraina sudah memasuki hari ke-13, Selasa (8/3/2022).
Sebelumnya, jenderal Rusia lainnya, Andrei Sukhovetsky yang juga merupakan seorang wakil Komandan Angkatan Darat Gabungan ke-41, dilaporkan tewas pada akhir Februari lalu.
![Andrei Sukhovetsky began his military service as a platoon commander](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/andrei-sukhovetsky-began-his-military-service-as-a-platoon-commander.jpg)
Diberitakan The Sun, Sukhovetsky tewas dalam pertempuran di Pangkalan Udara Hostomel, sekitar 30 mil dari Ibu Kota Kyiv.
Sumber militer mengatakan, jenderal Rusia tersebut tewas karena tertembak oleh sniper atau penembak jitu.
Ukraina sendiri telah mengatakan pasukannya telah membunuh lebih dari 11.000 tentara Rusia.
Sedangkan Rusia telah mengonfirmasi sekitar 500 kerugian.
Tidak ada pihak di Rusia yang mengungkapkan jumlah korban Ukraina.
Pada Selasa (8/3/2022), Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan perang itu "seperti mimpi buruk" bagi Rusia dan memuji upaya perlawanan Ukraina.
Komentarnya muncul setelah Linda Thomas-Greenfield, duta besar AS untuk PBB, menuduh Vladimir Putin memiliki rencana untuk "membrutal Ukraina" dengan menembaki kota-kota.
Kirim Tentara Profesional
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan operasi militer khusus di Ukraina hanya melibatkan anggota militer profesional saja.
"Prajurit wajib militer yang tidak berpartisipasi dalam operasi ini tidak akan ada di masa depan," kata Putin ketika berbicara ke pers Senin kemarin.
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (8/3/2021), dalam ucapan selamatnya pada Hari Perempuan Internasional yang jatuh setiap 8 Maret, Putin berbicara kepada kerabat para prajurit yang kini sedang berpartisipasi dalam operasi militer khusus.
Berikut isi pesan Putin kepada seluruh perempuan yang ada dalam hidup para prajurit Rusia:
'Saya ingin berbicara kepada ibu, istri, saudara perempuan, pengantin dan pacar tentara dan perwira kami yang sekarang sedang membela Rusia selama operasi militer khusus.
Saya mengerti bagaimana kekhawatiran anda terhadap orang yang anda cintai dan sangat dekat dengan anda.
Bangga lah kepada mereka, sama seperti rasa bangga dan kekhawatiran yang ditunjukkan seluruh negeri kepada mereka.
Saya ingin menekankan bahwa tentara yang tidak bertugas secara aktif, tidak akan berpartisipasi dalam perang ini.
Dan tidak akan ada tambahan pemanggilan tentara cadangan.
Tugas yang ditetapkan hanya diselesaikan oleh prajurit profesional.
Saya yakin mereka akan memastikan keamanan dan perdamaian bagi rakyat Rusia'.
Perlu diketahui, Rusia melancarkan operasi militernya di Ukraina sejak 24 Februari lalu.
Menurut Putin, tujuan utamanya adalah untuk melindungi 'orang-orang yang telah menjadi sasaran diskriminasi dan genosida selama 8 tahun oleh rezim Ukraina'.
Operasi itu dimulai dengan melakukan 'demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina' serta mengadili semua penjahat perang yang bertanggung jawab atas 'kejahatan berdarah terhadap warga sipil' di Donbass.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia pun menegaskan bahwa Angkatan Bersenjata negaranya hanya menargetkan infrastruktur militer serta pasukan Ukraina saja.
Bukan untuk mengancam nyawa warga sipil negara tetangganya itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.