Menlu Rusia dan Ukraina Bakal Bertemu di Turki, Guna Capai Kesepakatan Damai
Menlu Rusia dan Ukraina direncanakan akan bertemu pada Kamis (10/3/2022) di Turki dalam rangka mencapai kesepakatan perdamaiaan.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
Perijinan ini disetujui setelah kedua negara menyatakan akan melakukan gencatan senjata saat proses evakuasi dan mengungsi bagi warga sipil.
Setidaknya, terdapat 200.000 warga terjebak di Mariupol dan menjadi subjek penyerangan tanpa henti dari pasukan Rusia.
Warga disana mendeskripsikan keadaan di Mariupol sebagai bencana besar dikarenakan tanpa adanya makanan hingga listrik.
Hasil Pertemuan Ketiga yang Sedikit Kemajuan
Pertemuan ketiga yang diadakan di Belarus antara Ukraina dan Rusia menghasilkan sedikit kemajuan.
Kemajuan yang dimaksud adalah koridor kemanusiaan oleh Rusia akan mulai dilakukan pada hari ini Selasa (8/3/2022).
Negosiator dari Ukraina, Mykhailo Podolyak mengatakan, tanpa elaborasi pada Senin lalu, maka membuat adanya kemajuan positif kecil terkait kebutuhan logistik saat diberlakukannya koridor kemanusiaan untuk mengizinkan para pengungsi pergi dari kota-kota di Ukraina.
Baca juga: Angkatan Darat Ukraina Klaim Kuasai Sistem Arhanud Pantsir-S1 Ketiga Rusia
Ia juga mengatakan pertemuan akan berlanjut untuk bernegosiasi dalam rangka agar mengakhiri pertempuran antar kedua negara.
Sementara negosiator dari Rusia, Vladimir Medinsky menyatakan kemajuan dalam pertemuan hanya terkait koridor kemanusiaan yang bakal dimulai pada hari ini.
Namun dirinya menambahkan, tidak adanya kemajuan dalam penyelesaian secara politik.
Hanya saja, Medinsky berharap pada pertemuan selanjutnya akan menghasilkan keputusan yang produktif bagi kedua belah pihak.
"Ekspektasi kita terhadap pertemuan ini telah gagal, tetapi kita berharap bahwa selanjutnya akan mendapat kemajuan yang signifikan. Pertemuan akan berlanjut," kata Medinsky.
Sebagai informasi, Rusia telah mengumumkan pada Senin terkait rencana adanya koridor keamanan untuk proses evakuasi warga dari kota Kharkiv, Mariupol, dan Kiev.
Rencana tersebut muncul setelah gagalnya gencatan senjata pada dua hari sebelumnya.