PBB: Perang di Ukraina Dapat Picu Kenaikan Harga Pangan Global hingga 20 Persen
Dampak dari konflik di Ukraina, badan pangan PBB mengatakan, harga pangan dan pakan internasional dapat naik hingga 20 persen.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Jumat (11/3/2022) telah memberi lampu hijau untuk mendatangkan ribuan pejuang dari Timur Tengah untuk berperang melawan Ukraina.
Pada pertemuan Dewan Keamanan Rusia, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan ada sebanyak 16.000 sukarelawan di Timur Tengah.
Sukarelawan Timur Tengah siap datang untuk berperang dengan pasukan dukungan Rusia di wilayah Donbass yang memisahkan diri di Ukraina timur.
"Jika Anda mengetahui bahwa ada orang-orang yang ingin atas kemauan mereka sendiri, bukan karena uang, untuk datang membantu orang-orang yang tinggal di Donbass, maka kita perlu memberi mereka apa yang mereka inginkan dan membantu mereka sampai ke zona konflik," kata Putin, seperti dikutip dari CNA.
Shoigu juga mengusulkan agar rudal Javelin dan Stinger buatan Barat yang ditangkap tentara Rusia di Ukraina harus diserahkan kepada pasukan Donbass.
Baca juga: Update Peta Invasi Rusia ke Ukraina: Kemajuan Pesat Pasukan Putin di Selatan
Baca juga: Upaya Rusia Dekati Afrika Berbuah Dukungan Politik
“Mengenai pengiriman senjata, terutama senjata buatan Barat yang jatuh ke tangan tentara Rusia, tentu saja saya mendukung kemungkinan memberikannya kepada unit militer republik rakyat Lugansk dan Donetsk,” kata Putin.
"Tolong lakukan ini," katanya kepada Shoigu.
Sebagai informasi, Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari segera setelah Putin mengakui wilayah yang memisahkan diri yakni Lugansk dan Donetsk sebagai negara merdeka.
Tindakan Putin tersebut menerima kecaman secara internasional.
Sementara itu, Rusia mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina adalah tanggapan paksa terhadap apa yang disebutnya genosida oleh Ukraina terhadap penutur bahasa Rusia di timur negara itu, sebuah dalih yang ditolak oleh Kyiv dan Barat sebagai propaganda perang tak berdasar.
Shoigu mengatakan militer Rusia berencana untuk memperkuat perbatasan Baratnya setelah apa yang dia katakan adalah peningkatan unit militer Barat di perbatasan Rusia.
(Tribunnews.com/Yurika)