Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Sanksi Migas, Rusia Tak Gentar: Kita Memiliki Pasar Pemasok

Pemerintah Rusia terlihat santai menanggapi sanksi migas yang diberlakukan terhadap pihaknya. Mereka menyatakan memiliki pembeli yang cukup.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Soal Sanksi Migas, Rusia Tak Gentar: Kita Memiliki Pasar Pemasok
Kontan.co.id
Pemerintah Rusia terlihat santai menanggapi sanksi migas yang diberlakukan terhadap pihaknya. Mereka menyatakan memiliki pembeli yang cukup. 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia angkat bicara mengenai sanksi migas yang dilayangkan oleh negara Barat dan Amerika Serikat (AS).

Pihaknya menyatakan, memiliki pembeli untuk hasil produksi migas Rusia meskipun sanksi diberikan karena invasi ke Ukraina.

Hal ini dinyatakan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov pada Kamis (10/3/2022).

“Kita tidak akan membujuk siapapun untuk membeli migas yang kita produksi,” ujarnya ketika menghadiri pertemuan dengan Menlu Ukraina, Dmytro Kuleba.

“Jika mereka menginginkan untuk menggantikan ekspor migas dari kita dengan lainnya, kita akan memiliki pasar pemasok dan kita sudah memiliki itu,” imbuh Lavrov dikutip dari Aljazeera.

Baca juga: Rusia Siap Akhiri Krisis Ukraina tapi Sindir Eksperimen Patogen AS di Sana

Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-16, Ini Peristiwa yang Terjadi

Diketahui, pernyataan Lavrov ini dilontarkan setelah Eropa yang menjadi pengimpor terbesar migas dari Rusia mulai menimbang setelah melihat kemungkinan adanya gangguan suplai migas saat perang di Ukraina masih berlangsung.

Eropa yang mengimpor migas dari Rusia sebanyak 30% dari total konsumsi mulai untuk mencoba mengurangi ketergantungan tersebut dengan mencari pasokan baru, menaikan efisiensi pemakaian dan mencoba untuk semakin menggalakan pemakaian sumber daya terbarukan.

BERITA TERKAIT

Minyak mentah dan gas menjadi sektor utama untuk mengincar ‘serangan’ terhadap ekonomi Rusia.

Pada minggu ini, harga minyak mencapai level tertinggi sejak tahun 2008 ketika harga minyak Eropa juga berada di level tertinggi.

Keuntungan pun diambil oleh Uni Eropa ketika minyak Brent telah terlihat berada pada harga tertinggi dikarenakan perang di Ukraina dan negara-negara yang bergabung di Organization of Petroleum Exporting.

Sementara Rusia selalu tunduk atas kewajiban energi di dalam dan di luar Eropa.

Hal ini diungkapkan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin kemarin.

“Kita menyuplai ke pembeli utama kita kapanpun ketika harus mengirimkannya,” ujarnya ketika berpidato di media pemerintah, Rossiya 24 TV.

“Harga (migas) memang sedang naik tapi itu bukanlah kesalahan kita,” tambah Putin.

Untuk menangani sanksi yang didapatkan Rusia, pihaknya saat ini mengirim migas ke China melalui pipa gas milik Power of Siberia.

Selain itu, Rusia juga menjalin kerjasama jangka panjang dengan negara-negara Asia lain terkait migas yang mana akan dikirim melalui Mongolia.

Saat ini, infrastruktur pipa gas milik Rusia tidak mampu untuk mengubah arah pengirimannya.

Namun, apabila kerjasama disetujui, maka pipa gas Rusia dapat terkoneksi dengan lebih banyak negara lain sekaligus mengurangi ketergantungan Rusia kepada Eropa untuk membeli migas miliknya.

Sanksi AS: Larang Impor Migas dari AS

Presiden AS Joe Biden berbicara selama pertemuan virtual tentang mengamankan rantai pasokan mineral penting di Auditorium Pengadilan Selatan dekat Gedung Putih di Washington, DC, pada 22 Februari 2022.
Presiden AS Joe Biden berbicara selama pertemuan virtual tentang mengamankan rantai pasokan mineral penting di Auditorium Pengadilan Selatan dekat Gedung Putih di Washington, DC, pada 22 Februari 2022. (Brendan SMIALOWSKI / AFP)

Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengumumkan akan menghentikan impor sumber daya alam (SDA) dari Rusia pada Selasa (8/3/2022).

Adapun beberapa SDA yang akan disetop untuk diimpor dari Rusia antara lain minyak mentah, liquefied natural gas (LNG), dan batu bara.

Keputusan ini berdasarkan konsultasi dengan sekutu AS di Eropa yang mana lebih bergantung terhadap impor energi dari Rusia.

Baca juga: Ukraina Tuding Putin Lakukan Terorisme Nuklir, Rusia: Pentagon Danai Senjata Biologis di Ukraina

Gedung Putih mengumumkan pada Selasa kemarin bahwa Biden akan mengumumkan tindakan lanjutan untuk ‘menyerang’ keuangan Rusia akibat invasi yang dilakukannya terhadap Ukraina.

Namun terkait tindakan lanjutan ini, Biden belum memberikan rincian yang bakal dilakukan.

Hanya saja di sisi lain, harga minyak mentah naik 4 persen menjadi 124 dolar AS pada Selasa kemarin.

Sehingga membuat keputusan untuk menghentikan impor minyak membantu mendorong harga minyak mentah ke level tertinggi sejak tahun 2008.

Kemudian terkait keputusan ini, Kongres AS menginginkan percepatan agar Pemerintah AS segera melakukan tindakan tersebut pada minggu ini.

Hal ini membuat Biden juga harus bertindak lebih cepat lagi.

Diketahui, penghentian impor gas dan minyak dari Rusia adalah sanksi terbanyak yang dilakukan oleh AS dan negara-negara di Eropa dalam rangka untuk memberikan efek ekonomi kepada Rusia.

Kemudian terkait porsi impor minyak mentah Rusia terhadap AS sebanyak tiga persen dari total impor minyak mentah secara keseluruhan.

Data ini berdasarkan pengumuman dari Kementerian Energi AS.

Secara keseluruhan, impor minyak dan minyak bumi merepresentasikan sekitar delapan persen dari total impor minyak mentah yang dilakukan AS pada tahun 2022.

Data tersebut menunjukkan penurunan sejak tahun 2017 berdasarkan data dari firma intelejen, Kpler.

AS sendiri merupakan negara yang relatif menjadi pengimpor sebagian kecil dari energi milik Rusia dibandingkan dengan negara-negara di Eropa.

Untuk sekarang, dampak dari penghentian impor minyak oleh AS adalah kemungkinan kenaikan harga minyak global yang diperkirakan mencapai 140 dolar AS per barel.

Pertanyaan pun menyeruak di kalangan pemasok minyak terkait berapa lama penghentian impor dilakukan serta apakah pasokan minyak dari Iran dan Venezuela dapat memenuhi kebutuhan nasional.

Baca juga: Facebook dan Instagram Izinkan Seruan Kekerasan Terhadap Rusia

Lantas, Pemerintah AS telah mengadakan diskusi tertutup dan mengatakan pihaknya akan segera melakukan transisi untuk mengembangkan dan memperbarui produksi energi dalam negeri.

Hal senada juga dilakukan oleh Inggris untuk mengurangi suplai migas dari Rusia alih-alih menyetopnya.

Namun negara Eropa lain terlihat sangat keberatan untuk melakukan penyetopan terhadap impor migas ke Rusia seperti apa yang dilakukan AS atau mengurangi layaknya kebijakan dari Inggris.

Kemudian untuk beberapa perusahaan migas di Rusia telah memberikan sanksi sendiri dengan menghentikan operasi di Rusia.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas