Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

13.000 Warga Ukraina Dievakuasi dari Kota di Ukraina, Tak Satu pun Ada Warga Mariupol

Wakil Perdana Menteri (PM) Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan sekitar 13.000 orang dievakuasi dari sejumlah kota di Ukraina pada Sabtu kemarin.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in 13.000 Warga Ukraina Dievakuasi dari Kota di Ukraina, Tak Satu pun Ada Warga Mariupol
AFP/YURIY DYACHYSHYN
Orang-orang mengantri untuk mendonorkan darah bagi tentara di Pusat Layanan Darah di kota Lviv, Ukraina barat pada 25 Februari 2022. - Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan penyerang menargetkan warga sipil dan ledakan terdengar di ibu kota yang terkepung. Ledakan menjelang fajar di Kyiv memicu hari kedua kekerasan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menentang peringatan Barat untuk melancarkan invasi darat skala penuh dan serangan udara pada Kamis yang dengan cepat merenggut puluhan nyawa dan menelantarkan sedikitnya 100.000 orang. (Photo by Yuriy Dyachyshyn / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Wakil Perdana Menteri (PM) Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan sekitar 13.000 orang dievakuasi dari sejumlah kota di Ukraina pada Sabtu kemarin.

Jumlahnya hampir dua kali lipat dari jumlah yang berhasil keluar pada hari sebelumnya.

Namun tidak ada satu pun dari jumlah tersebut yang merupakan warga Mariupol.

Dikutip dari laman Al Jazeera, Minggu (13/3/2022), Vereshchuk mengatakan dalam sebuah pesan online bahwa tidak ada yang berhasil meninggalkan kota Mariupol yang terkepung.

Ia pun menyalahkan tindakan pasukan Rusia yang dianggap menghalangi.

Baca juga: Mantan PM Jepang Shinzo Abe Sebut Invasi Rusia ke Ukraina Sebagai Ancaman Persatuan Asia

Baca juga: Jawab Tudingan Rusia, PBB Klaim Tidak Temukan Bukti soal Senjata Biologis di Ukraina

Namun Rusia sebelumnya menuding pasukan Ukraina sengaja menjebak warganya sendiri di sana.

Sebelumnya pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dimulainya operasi militer khusus di Ukraina sebagai tanggapan atas permintaan bantuan yang diajukan oleh Kepala Republik Donbass.

Berita Rekomendasi

Kendati demikian, ia menekankan bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.

Ia mengklaim operasi ini dilakukan hanya untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.

Hal yang sama pun disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia bahwa pasukan Rusia tidak menargetkan kota-kota di Ukraina, namun hanya melumpuhkan infrastruktur militer Ukraina saja.

Oleh karena itu, Rusia menegaskan tidak ada ancaman yang ditargetkan bagi penduduk sipil.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas